Dahsyatnya Ikhlas Bersedekah, Belajar dari Pengalaman Sayyidina Ali bin Abi Thalib

JABAR EKSPRES – Tanggal 5 September diperingati sebagai Hari Amal Internasional atau International Day of Charity. Dimana banyak negara-negara seluruh dunia berlomba-lomba melakukan amal atau dalam ajaran Islam disebut dengan bersedekah.

Bukan hanya umat muslim yang bersedekah, orang dengan keyakinan agama apapun bisa merayakan hari Amal Internasional dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti menyelenggarakan aksi sosial penggalangan dana atau yang lainnya.

Dalam Islam, amal atau yang lebih sering disebut sodaqoh atau sedekah merupakan salah satu ibadah yang bernilai pahala besar. Bersedekah memiliki banyak keutamaan bagi orang yang melakukannya, dan mendatangkan manfaat bagi yang menerimanya juga mengajak melakukannya.

Di antara ayat yang menjelaskan pahala sedekah adalah Al-Qur’an surat Al Hadid ayat 18, Allah SWT berfirman tentang balasan orang yang bersedekah.

اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ – ١٨

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia.” (QS Al Hadid ayat 18).

Bersedekah dengan penuh keikhlasan dan ketulusan akan membawa pahala yang sangat besar. Ada pelajaran penting dari ketulusan bersedekah bisa diambil dari kisah pengalaman Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Kisah tersebut pernah di tulis di website resmi Kemenag RI di laman kemenag.go.id, dimana akan memberikan banyak hikmah dan makna yang bisa diambil untuk diteladani.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang merupakan keponakan Nabi Muhammad SAW ini pernah i bersilaturahim ke rumah Rasulullah. Pulanglah ia ke rumah dan bertemu Sayyidah Fatimah yang ketika itu sedang duduk memintal, sementara Salman Al farisi sedang memisah-misahkan bulu domba.

Baca juga : Senyum adalah Sedekah Hati yang Berharga dalam Perspektif Islam

Karena Sayidina Ali datang dalam keadaan lapar, bertanyalah dia kepada Sang Istri. “Hai perempuan mulia apakah engkau punya makanan untuk suamimu,” tanyanya kepada Fatimah.

Fatimah menjawab bahwa saat itu di rumah tidak ada makanan apapun, dan hanya memiliki uang 6 dirham upah memintal dari Salman yang hendak dibelikan makanan untuk putra-putranya, Hasan dan Husain.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan