Tim Monev Implementasi KTR ASEAN ke Kota Bogor, Bima Arya Tekankan 5 Hal Ini!

JABAR EKSPRES – Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Implementasi KTR (Kawasan Tanpa Rokok) ASEAN dalam rangka Smoke Free Award berkunjung ke Kota Bogor.

Wali Kota Bogor, Bima Arya secara langsung mendampingi tim yang merupakan perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri dan Kemendikbud Ristek serta perwakilan tim kerja PPAT tersebut saat berkunjung ke Alun-alun Kota Bogor dan Gereja Zebaoth kemarin.

Dua tempat tersebut menjadi bagian dari lokasi monev penerapan tatanan KTR yang diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) KTR Kota Bogor.

BACA JUGA: Wow! Karnaval Mobil Hias Bakal Meriahkan Festival Buah dan Bunga Nusantara di Bogor

Sebelum kunjungan monev, Bima Arya memaparkan program dan kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam pengendalian tembakau di Kota Bogor.

Menurutnya ada lima hal yang ditekankan dalam pengendalian tembakau atau rokok di Kota Bogor, yaitu komitmen, regulasi, implementasi, basis data dan kolaborasi atau jejaring.

“Saya menganalogikan pengendalian tembakau kira-kira seperti pemberantasan korupsi,” ungkapnya dikutip Kamis, 31 Agustus 2023.

“Pengendalian tembakau bukan sesuatu yang mudah, namun seringkali saya sampaikan dalam pengendalian tembakau, aspek nomor satu adalah tentang komitmen politik dari atas, harus benar-benar dari passion dan menganggap tembakau sebagai common enemy (musuh bersama) bukan sekedar pencitraan, dapat penghargaan atau memenuhi penilaian maka sulit berjalan,” imbuhnya.

Berikutnya, sambung dia, adalah regulasi sebagai tindak lanjut dari komitmen agar menjadi petunjuk dalam pengendaliannya.

Namun, persoalan berikutnya tidak sekedar regulasinya tapi implementasi dan eksekusinya, bisa atau tidak.

“Data menjadi aspek penting dan saat berdiskusi kita selalu angkat data-data. Dalam bergerak mengkampanyekan tembakau tidak bisa hanya sekedar single perspektif, tetapi harus terintegrasi dengan kebijakan kota secara keseluruhan dan di Kota Bogor nyambung serta disesuaikan dengan visi dan misi Kota Bogor sebagai kota yang layak untuk keluarga dan sport tourism,” jelasnya.

Ia menekankan, selain itu juga diperlukan adaptasi karena tantangan yang dihadapi adalah industri besar, kultur warga dan lainnya.

Untuk itu dibutuhkan basis data terkini terkait tembakau yang kuat karena itu juga menjadi hal yang penting melalui riset dan survei.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan