Apa yang Dimaksud dengan Fenomena “Emotional Meltdown” yang Menjadi Viral di TikTok? Ini Penjelasannya

JABAR EKSPRES – Istilah “emotional meltdown” sedang mendapatkan popularitas di TikTok. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah ini?

“Fenomena emotional meltdown” yang menjadi viral di TikTok ini mengacu pada kondisi di mana seseorang dikuasai oleh gelombang emosi yang kuat.

Bagi beberapa individu yang mengalami fenomena emotional meltdown yang sedang viral di TikTok, mereka mungkin merasa kesulitan mengendalikan perasaan sedih mereka, bahkan sampai menangis tanpa kendali.

BACA JUGA: Viral di TikTok Rumah Penggemar Hello Kitty yang Bikin Netizen Ngakak

Beberapa orang mungkin juga mengalami serangan panik, berusaha melarikan diri dari situasi yang menimbulkan tekanan, atau bahkan melepaskan emosi dengan amarah.

Penting untuk diingat bahwa mengalami meltdown emosional sesekali adalah reaksi yang normal.

Kondisi ini mencerminkan bahwa seseorang sedang menghadapi periode kesulitan, di mana beberapa kebutuhan emosional dan pribadi mungkin belum terpenuhi.

BACA JUGA: Memahami Fenomena Barbie Botox, Tren Kecantikan yang Sedang Viral di TikTok

Beruntungnya, kondisi emotional meltdown ini bisa diatasi, dan individu yang mengalaminya dapat belajar bagaimana mengelola stres dalam kehidupan mereka, sehingga risiko mengalami keruntuhan emosional di masa depan lebih rendah.

Beberapa pemicu umum dari fenomena emotional meltdown meliputi:

  • Kelelahan yang berlebihan dan kurang tidur dapat membuat seseorang lebih mudah tersulut emosi, marah, dan lebih rentan terhadap stres.
  • Kelaparan juga dapat menjadi pemicu. Jika seseorang tidak makan dalam waktu yang lama, kadar gula darah bisa menurun drastis. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kekurangan energi, gemetar, sakit kepala, dan kesulitan berkonsentrasi.
  • Merasa terlalu terbebani, seperti memiliki terlalu banyak tanggung jawab, juga bisa memicu fenomena emotional meltdown.
  • Transisi kehidupan yang besar, seperti mendapatkan atau kehilangan pekerjaan, memulai atau mengakhiri hubungan, pindah rumah, pernikahan, kelahiran, dan peristiwa transisi lainnya, dapat membuat kita lebih rentan terhadap masalah emosional.
  • Konflik yang tidak terselesaikan dalam hubungan dapat menumpuk dan menyebabkan stres.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan