JABAR EKSPRES – Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), telah mengadakan program rembuk stunting untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mendukung program tersebut.
“Bertujuan untuk mempercepat penanganan masalah stunting dan meningkatkan peran warga dalam upaya mencegah stunting di Kabupaten Lombok Timur,” kata Bupati Lombok Timur M. Sukiman Azmy ketika membuka acara Rembuk stunting Kabupaten Lombok Timur Tahun 2023, yang diadakan di Gedung Wanita di Selong pada hari Senin (28/8/2023), dikutip oleh Jabarekspres.com dari ANTARA.
BACA JUGA: Mizan Amanah Gelar Santunan dan Pencegahan Stunting bersama Mahasiswa UI di Sukabumi
Rembuk adalah sinonim dari diskusi, dan kegiatan ini merupakan kali keenam sejak 2018 yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam rangka mengurangi angka stunting di Lombok Timur menjadi 14 persen pada tahun 2024 sesuai standar nasional.
“Tujuan kami adalah mengurangi angka stunting menjadi 14 persen pada 2024,” ujarnya.
Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, Kabupaten Lombok Timur memiliki tingkat stunting sebesar 35,6 persen.
“Hingga saat ini, terdapat sekitar 150 lokasi khusus di Desa Lombok Timur yang terdampak stunting, dengan 16 desa masih dalam status merah,” katanya.
Dia menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berperan serta dan kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah menerapkan regulasi terkait penanganan stunting secara optimal.
Bupati Sukiman Azmy menjelaskan tiga poin penting dalam acara tersebut. Pertama, langkah awal dalam mengatasi stunting adalah dengan memperkuat kolaborasi antara petugas dan orang tua.
“Kolaborasi harus terus ditingkatkan agar upaya penanganan stunting dapat berhasil dengan baik,” tuturnya.
BACA JUGA: Turunkan Angka Bayi Stunting, Sejumlah Kader Posyandu di Kabupaten Sumedang Ikuti Pelatihan Emo-Demo
Dia menyebut pentingnya penyelarasan data pusat dengan data desa untuk memastikan akurasi, serta perlunya pendekatan penanganan stunting yang tepat, bertahap, dan berkelanjutan.
Dia menyarankan evaluasi metode pemberian makanan kepada anak dengan pengawasan dan pendampingan, serta menggarisbawahi perlunya progres tinggi dalam mencapai target dan konsep strategis yang kokoh.
“Saya berharap semua pemangku kepentingan dapat menjalankan tugas nasional dalam menurunkan angka stunting menjadi 14 persen dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.