JABAR EKSPRES – Prediksi BMKG ternyata tepat mengenai hujan yang turun di beberapa wilayah Jakarta pada malam ini. Fenomena alam ini datang dengan intensitas deras yang mencolok.
Efek siraman hujan rupanya berhasil membersihkan polusi udara yang telah menghantui Jakarta, hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai indeks kualitas udara yang terpantau di situs IQAir. Dalam laporan terbaru, Jakarta kini telah terdepak ke peringkat 5 dalam daftar kota besar dunia dengan tingkat polusi udara tertinggi di malam hari.
Melansir dari berbagai sumber berdasarkan data dari situs tersebut, nilai indeks kualitas udara Jakarta mencapai 119, yang termasuk dalam kategori “tidak sehat” bagi kelompok yang sensitif terhadap udara. Ini menunjukkan perubahan yang signifikan dari kondisi pagi hari, di mana indeks kualitas udara mencapai 169 dan menempatkan Jakarta pada peringkat terburuk kedua di dunia.
Baca Juga: Panglima TNI Minta Oknum Paspampres Penculik Warga Aceh Dihukum Mati
Jaringan pemantauan kualitas udara IQAir mengukur tingkat polutan PM2,5 yang menjadi penentu utama. Pada pagi hari, konsentrasi polutan tersebut di Jakarta mencapai 89,9 mikrogram per meter kubik, melampaui 18 kali ambang batas yang ditetapkan oleh WHO.
Namun, pada malam ini, angka tersebut menurun hampir separuhnya menjadi 46,9 mikrogram per meter kubik, meskipun tetap melebihi ambang batas WHO hingga 9 kali lipat.
Analisis dari 23 stasiun pemantau menunjukkan bahwa kondisi kualitas udara yang “tidak sehat” (ditandai dengan warna merah) masih tampak di beberapa titik di Jakarta Utara dan Barat. Di Jakarta Selatan, kondisi ini juga terjadi, namun lebih dominan pada tingkat “tidak sehat” bagi kelompok yang sensitif (ditandai dengan warna oranye).
Baca Juga: Oknum Paspampres dan Anggota TNI Penculik Warga Aceh Jadi Tersangka
Sementara itu, kategori kualitas udara “tidak sehat bagi semua orang” (warna kuning) mendominasi wilayah Jakarta Pusat dan Timur. Pada luar dugaan, ada satu stasiun di Jakarta Timur yang mencatatkan kategori “sedang” (warna kuning) untuk kualitas udara.
Seperti yang kita ketahui bersama, kehadiran hujan telah dinantikan seiring dengan memburuknya tingkat polusi udara selama berpekan-pekan dalam musim kemarau ini. Meskipun Pemerintah DKI Jakarta dengan dukungan pemerintah pusat telah berusaha melakukan modifikasi cuaca untuk menciptakan hujan buatan, upaya ini ternyata tidak berhasil memberikan dampak signifikan.