Sebab Hilangnya Pahala Sedekah, Jangan Sampai Amal Jadi Sia-sia

2. Menyakiti Hati Penerima Sedekah

Hal yang dapat merusak pahala sedekah lainnya adalah menyakiti hari si penerima sedekah. Hal ini turut dijelaskan dalam surah Al Baqarah ayat 264 bersamaan dengan larangan menyebut-nyebut sedekah yang diberikan.

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”

Baca juga : Senyum adalah Sedekah Hati yang Berharga dalam Perspektif Islam

3. Mengambil Kembali Sedekah yang Sudah Dikeluarkan

Imam at-Tirmidzi dalam kitab Sunan-nya, mengeluarkan hadits yang berisi larangan mengambil kembali sedekah yang telah diberikan kepada orang lain.

Hadits itu berbunyi,

حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَاقَ الْهَمْدَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِالزُّهْرِيِّ، عَنْ سَالِمٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، عَنْ عُمَرَ أَنَّهُ حَمَلَ عَلَى فَرَسٍ فِي سَبِيْلِ اللَّهِ، ثُمَّ رَآهَا تَبَاعُ، فَأَرَادَ أَنْ يَشْتَرِيَهَا ، فَقَالَ النَّبِيُّ : ((لَا تَعُدْ فِي صَدَقَتِكَ)). هَذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ. وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ

Artinya: Dari Harun bin Ishaq al- Hamdani, dari Abdurrazzaq, dari Ma`mar, dari az-Zuhri, dari Salim, dari Ibnu Umar, dari Umar, bahwa ia menyerahkan seekor kuda untuk ke- perluan jihad fi sabilillah. Lalu ia melihat kuda itu dijual, dan ia ingin membelinya. Kemudi- an Nabi saw. bersabda kepadanya, “Janganlah engkau mengambil kembali sesuatu yang telah engkau sedekahkan.” Ini adalah hadits hasan shahih.

4. Membesar-besarkan Sedekahnya

Dalam buku Sedekah Mahabisnis dengan Allah karya Amirulloh Syarbini mengungkapkan bahwa Sum’ah atau ‘mendengar’ merupakan perbuatan yang tercela. Dijelaskan, sum’ah berarti melakukan amal perbuatan agar orang lain mendengar apa yang diperbuat, lalu mereka memuji dan ia menjadi tenar

Sum’ah juga bisa diartikan sebagai “menceritakan dan membesar-besarkan amalan yang pernah dilakukan pada orang lain agar mendapat tempat di hati mereka serta mendapat perhatian dan keistimewaan.”

5. Bersedekah dengan Rezeki yang Haram

Bersedekah dengan harta yang haram sesungguhnya sia-sia. Ia tidak akan mendapat kebaikan, malah hanya akan menambah dosa. Seperti dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, yang dikutip dari buku 100 Kesalahan dalam Sedekah karya Reza Pahlevi Dalimuthe.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan