Kenali Fakta Varian Baru Covid Pirola yang Wajib Diketahui

JABAR EKSPRES – Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) baru-baru ini mengumumkan munculnya varian Covid 19 baru yang di sebut sebagai varian Pirola.

Pada tanggal 17 Agustus, CDC menambahkan Pirola dalam daftar varian yang kini di pantau, mengikuti langkah yang sama yang telah di lakukan oleh WHO sebelumnya.

Lihat juga : Mengenali Tanda-Tanda Batu Ginjal yang Wajib Kamu Tahu

Meskipun jumlah kasusnya masih terbilang sedikit, yaitu tujuh kasus hingga tanggal 19 Agustus 2023. Namun varian ini telah di temukan di berbagai negara di berbagai benua termasuk AS, Denmark, Israel, dan Inggris.

Berikut adalah beberapa fakta tentang varian Covid Pirola yang perlu Anda ketahui.

1. Asal Nama Pirola

Varian Covid-19 dengan kode BA.2.86 di beri nama julukan “Pirola” oleh para ilmuwan di media sosial. Nama ini di pilih karena di anggap memiliki keunikan.

Pada Maret 2023, WHO memutuskan untuk hanya menggunakan nama-nama huruf alfabet Yunani untuk varian yang di anggap signifikan.

Oleh karena itu, sejauh yang di ketahui dari WHO. Belum ada penamaan resmi yang non-numerik untuk varian yang sedang di pantau atau di perhatikan.

Namun, beberapa ilmuwan telah mengusulkan penggunaan nama yang lebih mudah di mengerti oleh masyarakat umum.

2. Lebih dari 30 Mutasi pada Spike Protein

Varian Pirola adalah sebutan untuk varian BA.2.86 dan merupakan turunan dari varian Omicron BA.2 yang saat ini tidak lagi beredar.

Jesse Bloom, seorang peneliti evolusi virus di Pusat Kanker Fred Hutchinson di Seattle, menyebutkan bahwa varian ini memiliki lebih dari 30 mutasi pada spike protein-nya.

Bloom menyatakan bahwa ini merupakan perubahan evolusi yang signifikan dan sebanding dengan apa yang terjadi saat varian Omicron pertama kali muncul.

Jumlah mutasi pada spike protein ini menunjukkan bahwa varian ini mungkin lebih mampu menghindari respons sistem kekebalan tubuh atau bahkan mengatasinya.

3. Penyebaran Covid Varian Pirola

Varian Covid Pirola telah terdeteksi di empat negara, yaitu Denmark, Israel, AS, dan Inggris.

Menutur laporan dari Michigan Department of Health and Human Services menyebutkan bahwa salah satu kasus telah terkonfirmasi di Washtenaw County, Michigan, minggu sebelumnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan