Dirinya pun melihat dengan kondisi saat ini di TPA mengalami kebakaran jika dipaksakan bisa menjadi bahaya untuk kesehatan sopir sehingga dirinya bersama yang lain hanya menunggu instruksi saja.
“Satu karena asap, keduanya ya mungkin mengantisipasi warga setempatnya juga sudah merespon pasti, soalnya ditakutkan api ini merembet ke pemukiman. Pemukiman warga ini kan dekat, jadi intinya pengen reda dulu apinya. Nah supir semua juga menunggu instruksi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, Asep Kusumah mengatakan terkait adanya penumpukan di TPS Citaliktik. Pihaknya mengungkap hal tersebut lantaran para supir belum berangkat melainkan bukan adanya penutupan.
“Oh itu mah belum berangkat aja, soalnya tidak ada penutupan. memang resminya nggak ada ya. kalau biasanya anak-anak mah gini ketika ada perlambatan daripada ngagoler di tpa mereka mengatur ritme keberangkatan, gitu,” ujar Asep Kusumah saat dikonfirmasi.
Asep menjelaskan penumpukan itu bukan karena adanya kebakaran, melainkan sejak tanggal 14 Agustus 2023 sudah mulai dilakukan pembatasan pembuangan khususnya di Kabupaten Bandung.
Mengingat kondisi TPA Sarimukti sendiri sudah overload dan bukan karena kebakaran.
“Jadi karena dianggap overload, perluasan jadi diharapkan tidak semua sampah itu dibuang ke sana, tapi ada gerakan pembatasan dan sebagainya,” katanya.
Terkait adanya surat pembatasan dari Provinisi Jawa Barat sendiri, Asep menyebut saat ini belum menerimanya.
“Saya belum menerima kalau surat pembatasan karena kebakaran tersebut,” tutupnya. (Agi)