JABAR EKSPRES – Bupati Sumedang, Doni Ahmad Munir turun tangan dan mencoba berdialog dengan para aksi demo terkait masyarakat terdampak Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu, Selasa, 15 Agustus 2023.
Usai berdialog, Bupati Sumedang, Doni Ahmad Munir menjelaskan kepada sejumlah awak media, bahwa pada intinya masyarakat itu ikhtiar, melalukan aksi untuk secepatnya persoalan-persoalan terkait masyarakat terdampak Tol Cisumdawu selesai.
“Ada soal sosial, ada beberapa terkait tanah-tanah terdampak yang belum dibayar. Namun, sudah kami proses, sudah diverifikasi. Beberapa ada juga yang sedang dalam tahap verifikasi,” ujar Bupati Sumedang Doni kepada JabarEkspres.com Selasa, 15 Agustus 2023.
Dampak lainya, lanjut Doni Ahmad Munir mengatakan mungkin sawah-sawah yang menjadi tidak berfungsi. Kemudian pihaknya akan memerhatikan termasuk soal beberapa rumah yang amblas dan berpotensi mengalami longsor.
“Tadi juga sudah kami cek dan pada intinya kami akan membantunya. Terkait keputusan, ini kan tidak berdiri sendiri, tidak hanya pemerintah daerah saja, ada BPN bahkan Pemprov untuk tendernya, ada Eksekutornya dari pusat terkait pembayaran, ada sudah dibayarkan dan belum terbayar itu kan pusat yang mengaturnya,” ungkapnya.
Namun demkian, Doni mengatakan bahwa pihaknya dalam penyelesaian ini akan memberikan jalan terbaik.
“Insyaallah, pemda sudah buat Surat Keputusan Bupati dalam penyelesaian permasalahan ini sehingga ada saluranya,” katanya.
Namun, ketika dimintai keterangan waktu, pihaknya tidak dapat memberikan krpastian karena urusan tersebut membutuhkan komunikasi dengan berbagai pihak.
“Di BPN berapa lama, prosesnya, kemudian pencairanya beraap lama, dan itu semua ada waktunya atau tidak berdiri sendiri,” tegasnya.
Sementara itu, Asep Rohmat, selaku ketua aksi mengklaim bahwa terkait aksi hari ini dilakukan dengan tertib dan damai.
“Aksi kita lakukan dengan damai dan tertib, namun dari panitia atau oknum panitia seperti tidak bisa memberikan kejelasan dan kepastian. Oleh karena itu, kami tidak akan pernah diam, tidak akan berhenti.
“Kami akan bikin tenda di sini, akan ngaliwet di sini, pokonya sebelum ada kepastian kita tidak akan membubarkan diri,” ujar Asep.
Asep mengaku, terdapat total 9 desa yang ia advokasi, semua tetap akan bertahan dan pihaknya tidak akan pernah mundur sampai titik darah penghabisan sebelum ada kejelasan dan kepastian dari pihak pemerintah dan intansi terkait lainya.