JABAR EKSPRES – Permintaan Daniel Mananta kepada Marshanda untuk membaca ayat Alkitab telah memicu perdebatan.
Ini di sebabkan oleh perbedaan agama antara keduanya, di mana Marshanda beragama Islam sementara Daniel Mananta adalah penganut Nasrani.
Momen ini terjadi dalam sebuah podcast yang di hosting oleh Daniel Mananta, di mana mereka membahas berbagai topik termasuk cobaan hidup yang di alami Marshanda sebagai mantan istri Ben Kasyafani.
Lihat juga : Presenter Conchita Caroline Disebut telah Ditipu oleh Ibu Kandung
Salah satu poin dalam percakapan tersebut adalah permintaan Daniel kepada Marshanda untuk membaca ayat Alkitab dari Mazmur 27 ayat 10.
Namun, tindakan ini mengundang spekulasi bahwa Marshanda mungkin akan mengubah keyakinan agamanya atau keluar dari Islam dan beralih ke Nasrani.
Tudingan ini mendorong Marshanda untuk memberikan klarifikasi. Melalui caption di postingan Instagram-nya, Marshanda mengajak netizen untuk berhenti saling mencela.
“Gue mohon untuk temen2 berhenti saling mencerca di komen teaser podcast gue kemarin di danielmanantanetwork sama vjdaniel. Yuk, berhenti merasa diri yang paling benar,” tulis Marshanda, di kutip pada Kamis (10/8/2023).
Marshanda juga mengajak netizen untuk menghormati perbedaan dan menunjukkan toleransi.
“Yuk, menghormati satu sama lain dalam perbedaan lebih keren daripada memaksakan pedoman kita pada orang lain. Satu lagi, mohon maafkan setiap orang yang masih belum sempurna di matamu dalam perjalanan spiritualnya,” sambungnya.
Penting untuk di ingat bahwa menghormati perbedaan dan memiliki sikap toleransi juga merupakan ajaran dalam agama Islam. Ini tercermin dalam ayat 8-9 surat al-Mumtahanah dalam Al-Quran :
Lihat juga : Usulan KemenPANRB mengenai Peningkatan Gaji Berkala Bagi PPPK
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai kawanmu, (yaitu) orang-orang yang memerangimu dalam urusan agama dan mengusirmu dari kampung halamanmu, serta membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”