Kontingen RI Jambore Pramuka Sedunia ke-25 Akan Ditampung di Jeolla Utara, Bukan di Seoul

JABAR EKSPRES – Pemerintah Korea Selatan telah mengevakuasi peserta Jambore Pramuka Sedunia ke-25 dari Indonesia ke Wonkwang University Dormitory di Provinsi Jeolla Utara. Keputusan evakuasi ini diambil setelah diterbitkannya peringatan tentang kemungkinan topan Khanun mendekati Saemangeum, tempat berlangsungnya acara Jambore di wilayah Jeolla Utara.

Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto, menyatakan bahwa seluruh kontingen Indonesia akan ditampung di asrama kampus tersebut yang berjarak sekitar 55 kilometer dari Saemangeum. Meskipun bukan di ibu kota Seoul, namun tempat ini dianggap lebih aman untuk para peserta Jambore.

Sebelumnya, peserta Jambore direncanakan akan dipindahkan dari perkemahan Saemangeum ke Seoul sebagai langkah antisipasi menghadapi ancaman topan Khanun pada 9 dan 10 Agustus mendatang. Namun, Pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk memindahkan seluruh peserta dari 155 negara ke lokasi yang lebih aman di Seoul dan sekitarnya.

Baca Juga: Tiga Penikaman Meneror Korea Selatan dalam Dua Pekan: Warga Panik, Ancaman Pembunuhan Muncul di Jagat Maya

Proses evakuasi akan melibatkan sekitar 1.000 unit bus dan diperkirakan selesai dalam waktu 14 jam. Prioritas pemindahan akan diberikan kepada peserta didik, diikuti oleh pemindahan orang dewasa yang tergabung dalam Jambore, baik sebagai Contingent Management Team maupun International Service Team.

Jambore di Korea Selatan telah menjadi perhatian luas karena cuaca panas ekstrem yang melanda negara tersebut. Sekitar 43.000 peserta dari 158 negara berpartisipasi dalam Jambore Pramuka kali ini. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura, bahkan telah menarik peserta mereka untuk menghindari kondisi ekstrem.

Baca Juga: Tragedi Kereta Tergelincir di Pakistan: 30 Orang Tewas dan 60 Luka-luka

Tak hanya cuaca panas, Jambore Sedunia juga dihadapkan pada ancaman topan Khanun yang diperkirakan akan mendekati wilayah Saemangeum pada 9-10 Agustus mendatang. Meskipun ada peserta dari RI yang mengalami heat stroke dan dehidrasi selama kegiatan, namun mereka telah mendapatkan penanganan yang baik.

KBRI Seoul juga telah menyiapkan beberapa mahasiswa Indonesia yang bisa berbahasa Korea untuk membantu dalam komunikasi antara para peserta dengan pihak-pihak terkait selama proses pemindahan peserta dari Indonesia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan