JABAR EKSPRES – Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berusaha mendekati millenial di Kota Bandung, Sabtu (5/8). Caranya dengan mengajak ratusan millenial berdiskusi seputar isu dan permasalahan bangsa terkini.
Ratusan millenial dari beragam kalangan itupun cukup antusias berdialog dengan Anies – AHY. Fadli Yasin misalnya, turut aktif bertanya terkait gagasan kedua tokoh itu terkait perkembangan teknologi dan internet. “Contohnya perkembangan situs negatif, bagaimana gagasan menyikapi perkembangan teknologi ini,” tanya Yasin.
Berkaitan dengan itu, Anies berpendapat bahwa pemerintah perlu membangun ekosistem setiril terkait perkembangan teknologi dan informasi. Salah satunya dengan terus memblok situs-situs yang berisi informasi merusak. Selain itu dari sisi anak mudanya sendiri juga perlu membangun imunitas untuk bisa memilah dan memilih konten-konten yang beredar.
BACA JUGA: Anies Baswedan ke Bandung, Obral Janji Perubahan dan Singgung PPDB
Lebih jauh, Anies mengaku bangga dan senang dengan kedatanganya di Bandung hari itu. “Seru, anak muda Bandung punya prespektif bagus. Pertanyaan yang disampaikan menunjukkan wawasan yang tinggi. Termasuk kepedulian. Saya salut dengan temen-temen muda Bandung,” tuturnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, Kota Bandung cukup dikenal dengan perkembangan kreatifitasnya. Dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan pentingnya gagasan untuk bisa menciptakan lapangan kerja yang luas. Karena keterbatasan lapangan pekerjaan menjadi salah satu masalah bangsa yang patut untuk disikapi.
Selain soal lapangan kerja, sejumlah isu strategis juga patut untuk jadi perhatian. Di antaranya adalah tingginya harga kebutuhan pokok, layanan pendidikan, hingga layanan kesehatan. “Kami ingin ada perubahan dari harga pokok tinggi jadi murah, perubahan terhadap layanan pendidikan yang berkualitas, hingga layanan kesehatan yang tidak justru membuat masyarakat jatuh miskin,” cetusnya.
Dalam kesempatan itu juga, Anies juga menyinggung soal revisi Undang-Undang ITE. Menurutnya, UU ITE itu lebih diperlukan untuk menciptakan keamanan data, menjaga privasi warga negara. Bukan justru memangkas kebebasan ekspresi warga negara. “Warga negara perlu dilindungi dengan ITE. Tapi yang sering terjadi justru kebebasan berekspresi malah terhambat UU ITE,” terangnya.