Bencana Hantui Kota Bogor, BPBD Perkuat Mitigasi Lewat Katana

JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tengah memperkuat program mitigasi bencana per wilayah kelurahan di Kota Bogor dengan kembali membentuk Kelurahan Tangguh Bencana (Katana).

Diketahui dari 68 kelurahan, saat ini pemkot sudah membentuk 21 Katana yang tersebar di 6 kecamatan se-Kota Bogor.

Teranyar, ada dua kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Barat yang bakal dibekali program mitigasi bencana, yakni Kelurahan Margajaya dan Kelurahan Situ Gede.

Penyematan para anggota Katana dilakukan langsung oleh Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim dan Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Theo Patrocinio Freitas di Pendopo Pusat Informasi Hutan Penelitian Cifor, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat belum lama ini.

Dedie A. Rachim menyadari, bahwa wilayah Bogor tidak bisa lepas dari terpaan peristiwa bencana. Dengan begitu, pihaknya mendorong agar setiap wilayah berkolaborasi dalam upaya mengurangi resiko timbulan bencana.

“Dengan kita melakukan mitigasi dan langkah yang komprehensif seperti pembentukan Katana ini, minimal kita bisa melakukan pencegahan dan melakukan edukasi ke masyarakat, selesai di wilayah,” ungkapnya dikutip Jumat, 4 Agustus 2023.

BPBD Kota Bogor mencatat di tahun 2022 silam, sedikitnya ada 856 kejadian bencana yang menerjang Kota Bogor.

Dengan rincian 373 bencana tanah longsor, 32 titik banjir lintasan, 164 bangunan ambruk, 9 orang hanyut, 170 kejadian pohon tumbang, 53 titik angin kencang, 31 peristiwa kebakaran dan 24 kejadian penyelamatan hewan dan lain-lain.

Dari total kejadian bencana itu pula, setidaknya ada 1.021 kepala keluarga (KK) atau 2.746 jiwa yang terdampak hingga menyebabkan 30 orang luka-luka dan 15 orang meninggal dunia.

Tak kayal, peristiwa bencana juga berdampak terhadap fasilitas umum termasuk harta benda milik warga. Total ada 10 fasilitas pendidikan dan 1.154 rumah terdampak serta 24 mobil dan 18 motor.

“Kalau kita lihat data, tiga bencana mendominasi itu longsor atau pergeseran tanah, pohon tumbang dan bangunan ambruk. Untuk itu Katana punya tugas menyosialisasikan kepada masyarakat, untuk tidak bertempat tinggal ditempat yang salah,” dorong Dedie.

Ia menegaskan, dengan begitu Katana dapat meminimalisir bahkan mengurangi resiko dampak bencana maupun hilangnya nyawa seseorang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan