BMKG Ungkap 63 Persen Wilayah Indonesia Terdampak El Nino dan Masuki Musim Kemarau

JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa sebanyak 63 persen atau 439 Zona Musim (ZOM) di Indonesia telah memasuki musim kemarau dan terdampak oleh fenomena atmosfer El Nino. Hal ini disampaikan oleh Fachri Radjab, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, dalam sebuah diskusi daring pada Senin (31/8).

Lebih lanjut Fachri menjelaskan, “BMKG telah membagi wilayah Indonesia menjadi 699 Zona Musim, dan saat ini sekitar 63 persen dari total ZOM tersebut sudah berada dalam periode musim kemarau.”

Baca Juga: Hukuman Aung San Suu Kyi Dikurangi Enam Tahun oleh Junta Myanmar

El Nino sendiri dipicu oleh peningkatan suhu muka laut di Samudera Pasifik Timur. Akibatnya, wilayah Indonesia mengalami kurangnya udara basah yang biasanya dibawa ke wilayah ini. Udara yang masuk ke Indonesia menjadi lebih kering dan menyebabkan dampak seperti berkurangnya curah hujan, penurunan tutupan awan, serta peningkatan suhu.

“Curah hujan menjadi salah satu dampak yang paling terasa di Indonesia. Saat kita berada di musim kemarau yang dipengaruhi oleh El Nino, wilayah kita menjadi semakin kering,” tambah Fachri.

Puncak El Nino diperkirakan akan terjadi pada Agustus dan September. Kombinasi antara El Nino dan musim kemarau diprediksi akan membuat musim kemarau kali ini menjadi yang terkering dalam tiga tahun terakhir.

Baca Juga: Apa yang Memicu Bentrok Antarkelompok India hingga Merambah ke Pembakaran Masjid?

BMKG memperkirakan beberapa wilayah akan mengalami dampak signifikan dari El Nino, terutama dalam penurunan curah hujan. Berikut adalah daftar wilayah yang diperkirakan akan mengalami curah hujan dengan kategori rendah:

  • Sumatra Barat
  • Sumatra Selatan
  • Riau
  • Bengkulu
  • Lampung
  • Seluruh Jawa
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat (NTB)
  • Nusa Tenggara Timur (NTT)
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Utara
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Tenggara

Fachri juga menekankan, “Wilayah-wilayah ini berpotensi mengalami musim kemarau yang ekstrem.”

Berdasarkan perkiraan BMKG, beberapa wilayah bahkan berpotensi mengalami hari tanpa hujan, seperti sebagian wilayah di Pulau Jawa dan Jambi. Sementara wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua kemungkinan akan mengalami hari tanpa hujan selama 21-60 hari.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan