Hari Ke-7 Operasi Pencarian Penambang Emas di Banyumas Ditutup, Sudah Ada Bau Tidak Sedap

Operasi penyelamatan 8 penambang emas di Banyumas akhirnya ditutup. (dok.Basarnas)
Operasi penyelamatan 8 penambang emas di Banyumas akhirnya ditutup. (dok.Basarnas)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Memasuki hari ke tujuh operasi pencarian 8 orang penambang emas yang terjebak di salah satu lubang tambang di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, akhirnya ditutup oleh Tim SARĀ  pada Selasa 2 Agustus 2023 kemarin.

Operasi pencarian penambang emas di Banyumas tersebut sudah dilakukan dengan maksimal, selain melibatkan Tim SAR gabungan juga mendatangkan tim khusus dari TNI AL, bahkan dibantu oleh masyarakat setempat hingga pemerintahan.

Beberapa strategi evakuasi juga sudah dilakukan, bahkan telah mengerahkan 35 mesin pompa dari daya 5 PK sampai 20 PK untuk menyedot air yang terus menggenangi lobang tersebut.

Baca Juga:Pulang Mediasi, Rendy Kjaernett Kecelakaan hingga Mobil Terbalik di TolMenelisik Hakekat 6 Rukun Iman Sesuai Qur’an dan Sunnah

Sempat ada perkembangan bagus, dimana air yang memenuhi lubang tersebut surut dengan kedalaman 14 meter, namun kembali naik menjadi 12 meter. Dan air masih terus menggenang meski sudah dilakukan penyedotan hingga berhari-hari.

Dari laporan petugas yang melakukan penyedotan di lokasi, kondisi air yang disedot dari dalam lubang juga sudah pekat bercampur lumpur, serta sudah mengeluarkan bau tak sedap, diduga dari mayat para penambang yang terendam air didalam tanah selama berberapa hari.

Kepala Basarnas Cilacap sekaligus SAR Mission Coordinator, Adah Sudarsa menyebutkan alasannya menutup operasi penyelamatan penambang emas di Banyumas tersebut.

Yakni sudah tidak adanya tanda-tanda kehidupan dari dalam lubang galian tambang emas itu. Sehingga upaya pencarian korban hingga hari ke tujuh dinilainya sudah tidak efektif lagi.

Ditambah lagi, berdasarkan keterangan para penambang lain yang pernah memasuki lubang tambang, kondisi dalam lubang tambang tidak ada tempat untuk berlindung jika ada kejadian darurat seperti yang terjadi sekarang.

“Tanda-tanda korban meninggal sejak hari pertama sudah ada,” kata Adah kepada wartawan di lokasi kejadian, Selasa (1/8).

Sebelum operasi penyelamatan ditutup, Tim SAR sempat mengundang keluarga korban untuk melihat langsung ke lokasi kejadian.

Baca Juga:Puasa Sunah Jadi Metode Andalan untuk Diet Menurunkan Berat Badan, Bagaimana Hukumnya ?Kadisdik Nyaleg, 8 Ribu Guru Telat Gajian di Karawang

Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan kepada keluarga, seperti apa upaya penyelamatan dan kesulitan yang dihadapi sehingga sampai hari ke tujuh tidak juga ada tanda-tanda operasi berhasil untuk menyelamatkann korban.

0 Komentar