JABAR EKSPRES – Dua orang meninggal dunia dan 15 lainnya mengalami luka-luka akibat upaya menghentikan prosesi oleh sebuah organisasi Hindu sayap kanan di negara bagian Haryana, India bagian utara, pada hari Senin, menurut laporan dari polisi.
Insiden tersebut terjadi di distrik Nuh, yang mayoritas penduduknya beragama Muslim. Selama peristiwa tersebut, beberapa mobil dibakar dan polisi diserang dengan lemparan batu.
BACA JUGA: Enggak Habis Pikir! Demi Beli iPhone 14 Orang Tua Tega Jual Bayinya Sendiri
Pemerintah negara bagian mengirim pasukan tambahan untuk mengendalikan situasi tersebut dan dilaporkan bahwa polisi menggunakan gas air mata dan menembakkan tembakan ke udara untuk membubarkan kerumunan. Selain itu, akses internet di wilayah tersebut juga diputus, dan dikeluarkan perintah yang melarang pertemuan besar.
Kepala Pemerintahan Haryana, Lal Khattar, menyatakan keprihatinannya mengenai kejadian tersebut dalam sebuah cuitan di platform media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), dan meminta semua pihak untuk menjaga perdamaian. Ia menjanjikan tindakan tegas terhadap mereka yang bertanggung jawab atas kerusuhan tersebut.
Berdasarkan berbagai sumber, bentrokan ini terjadi setelah Monu Manesar, seorang penggembala sapi yang dicari karena beberapa kasus pidana, termasuk pembunuhan dua pria Muslim pada Februari di Rajasthan, mengancam melalui video untuk mengikuti reli tersebut.
BACA JUGA: Panic Buying Melanda Warga AS Setelah India Membatasi Ekspor Beras
Menteri Dalam Negeri Haryana, Anil Vij, menyatakan bahwa prioritas utama pemerintah saat ini adalah mengendalikan situasi dan meminta semua pihak untuk menjaga perdamaian. Pemerintah juga berusaha mengirimkan pasukan dengan menggunakan helikopter.
Situasi ketegangan antara kelompok Hindu dan Muslim di India telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Para pengamat menyatakan keprihatinan atas fakta bahwa negara tampaknya kurang responsif dalam mengatasi kekerasan tersebut.