Belum lepas dari Kabupaten Bogor dan Bencana, pada Oktober 2022 pun Bogor memiliki frekuensi tinggi tentang bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyatakan bahwa Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memiliki frekuensi bencana hidrometeorologi basah tertinggi di Indonesia.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebut, tahun 2021, bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, cuaca ekstrem dan tanah longsor mendominasi kawasan Jabodetabek.
Kejadian tanah longsor mendominasi Jabodetabek, terutama pada wilayah Kabupaten Bogor.
Secara historis, banjir Jabodetabek per kabupaten/kota dalam kurun waktu 2021-2022, Kabupaten Bogor tercatat sebanyak 181 kejadian, dibandingkan Jakarta Timur sebanyak 75 kejadian, dan Jakarta Selatan 57 kejadian.
Frekuensi kejadian banjir di Kabupaten Bogor dikatakan luar biasa, lebih dari dua kali lipat dari kabupaten/kota lainnya.
Selain itu, secara historis korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi basah di Jabodetabek tercatat paling tinggi di tahun 2020, yakni sebanyak 65 jiwa.
Berdasarkan kajian, fakta, dan data tersebut, kelompok wartawan DPRD Kabupaten Bogor membentuk Rujukan Institute sebagai salah satu wadah, diskusi, sharing keilmuan.
Melalui wadah ini, secara periodik akan diadakan kegiatan dalam bentuk, seminar, lokakarya, diskusi yang temanya berkaitan dengan kegiatan jurnalistik.
Rujukan yang merupakan akronim dari Ruang Jurnalisme Kelompok Wartawan ini juga diharapkan dapat melahirkan jurnalis yang profesional, sadar akan tugas dan fungisnya dan berperilaku sesuai dengan kaidah etik profesinya. (SFR)