JABAR EKSPRES – Kepala direktorat intelijen Ukraina, Kyrylo Budanov, baru saja mengungkapkan rencana menarik terkait operasi militer mereka. Dalam wawancara santai bersama situs berita TSN, Budanov menyatakan bahwa pasukan Ukraina berencana untuk segera menyerbu Crimea guna merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia sejak 2014. Meski begitu, dia enggan memberikan detail tentang kapan tepatnya serangan akan dilancarkan.
Pernyataan Budanov ini muncul tak lama setelah Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa Jembatan Crimea menjadi target serangan yang sah. Pada 17 Juli lalu, Ukraina bahkan telah menyerang jembatan tersebut dan merusak strukturnya. Serangan ini menjadi tindakan lanjutan setelah pada 8 Oktober lalu, Kyiv juga menghancurkan sebagian besar jembatan melalui peledakan kapal tanker BBM.
Dalam pengakuan terbuka, Kyiv telah mengklaim serangan terhadap jembatan ini, mengingat pentingnya fasilitas tersebut bagi Kremlin dalam menyuplai logistik militer selama invasi.
Dalam upaya yang tak kenal menyerah, Ukraina berkomitmen untuk merebut kembali wilayahnya yang dijajah oleh Rusia. Dan belum lama ini, pada Sabtu (29/7), pasukan Ukraina melancarkan serangan dengan menghantam jalur kereta api antara Crimea dan Kherson menggunakan 12 rudal jarak jauh Storm Shadow.
Baca Juga: Amerika Serikat Beri Bantuan Militer Pada Taiwan Senilai Rp5,2 Triliun
Namun, ada catatan menarik dari penjabat kepala administrasi Kherson yang ditunjuk oleh Rusia, Vladimir Saldo, yang menyatakan bahwa seluruh peluru kendali berhasil dihancurkan oleh pertahanan udara Kremlin. “Semua rudal ditembak jatuh oleh pertahanan udara kami,” ujarnya dengan bangga.
Meski serangan ini telah menyebabkan kerusakan pada beberapa infrastruktur sipil, termasuk pos pemantauan dan kabel lokomotif listrik, Rusia menyatakan bahwa kerusakan tersebut telah diperbaiki.
Pertempuran antara Ukraina dan Rusia semakin memanas, terutama di bagian selatan dan timur negara. Pemimpin militer Ukraina melaporkan adanya kemajuan kecil di sejumlah daerah, termasuk di pinggiran Robotyno, utara Melitopol, dan Desa Verbove, dekat Robotyno.
Moskow disebut memfokuskan serangan di wilayah Orikhiv di Zaporizhzhia dan Antonivka di Kherson guna mencegah kemajuan lebih lanjut dari pasukan Ukraina.
Serangan balasan yang masif ini bahkan memaksa pasukan Rusia untuk dikerahkan guna mempertahankan koridor darat menuju Crimea.