Dia menjelaskan, optimalnya implementasi antrean online tentunya dapat berimbas terhadap kepuasan peserta. Sebab, antrean online dapat memudahkan peserta dalam mendapatkan kepastian waktu layanan di FKRTL.
”Dengan antrean online ini dapat mengatasi penumpukan peserta yang berakibat pada risiko kesehatan yang lebih parah. Selain itu, peserta juga dapat memilih dokter yang memberikan pelayanan,” jelasnya.
Pencapaian hal tersebut, lanjut Cecep, tentunya membutuhkan peran aktif dari semua pihak terkait. Dia berharap sistem antrean online dapat berjalan dengan optimal.
”Semua yang kami lakukan demi meningkatkan kualitas mutu layanan di FKRTL dengan pelayanan yang mudah, cepat, dan setara,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Seksi Jamkes Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, Euis mengaku terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan seluruh rumah sakit di Kabupaten Bandung Barat.
”Monev kami laksanakan rutin per triwulan sebagai upaya mengevaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan,” ucapnya.
Menurutnya, dari hasil monev ada beberapa RS yang akan dievaluasi. Dia pun berharap seluruh RS dapat menyampaikan kendala yang terjadi. Sehingga, masukan itu dapat menjadi bahan diskusi yang bisa dibahas dalam upaya perbaikan ke depannya.
”Kami siap untuk menindaklanjuti hasil evaluasi ini dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat Kabupaten Bandung Barat, khususnya peserta JKN,” ujar Euis.
Euis mengatakan, dana klaim yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan diperuntukan kepada pemenuhan pelayanan kesehatan peserta JKN yang berkualitas. Oleh sebab itu, dia menilai evaluasi juga menjadi media untuk menyamakan persepi pelayanan kesehatan yang berkualitas di RS.
”Setiap RS harus memiliki standarisasi pelayanan yang sama, sehingga tidak ada perbedaan kualitas pelayanan yang diterima oleh masyarakat,” pungkasnya. (*)