Faizal Assegaf Kritisi Ganjar dan Prabowo yang Berebut Dukungan Presiden Jokowi

JABAR EKSPRES – Kritikus politik Faizal Assegaf mengkritisi dan mempertanyakan Ganjar dan Prabowo yang berebut dukungan Jokowi.

Hal itu disampaikan di dalam dialog Catatan Demokrasi yang digelar oleh tvOne pada hari Rabu, (25/7).

Acara tersebut dihadiri juga oleh Adian Napitupulu selaku politisi PDIP dan Andre Rosiade sebagai politisi Gerindra.

Faizal Assegaf mempertanyakan mengapa calon Presiden berebut dukungan Presiden.

“Apakah Jokowi sebagai Presiden atau sebagai petugas partai? Kalau sebagai Presiden dia itu digaji oleh rakyat. Ini sesuatu yang memalukan rakyat menggaji dia untuk bekerja menjalankan roda pemerintahan kemudian hari-hari ini ya hampir 6 bulan ini dia menjadi lapak politik bagi perebutan Gerindra,” ujar Faizal di acara dialog Catatan Demokrasi tvOne (25/7).

Faisal menilai jika Jokowi memanfaatkan jabatannya sebagai Presiden untuk memberi dukungan terhadap salah satu capres maka hal tersebut memalukan. Kemudian jika Jokowi memberikan dukungan sebagai petugas partai maka tak bagus juga jika diambil oleh Gerindra.

“Kalau dia sebagai petugas partai kepemilikan partai politik pasti orang berpikir dia milik PDIP, tidak elok direbut oleh Gerindra.” tambahnya.

Faizal Assegaf menilai seharusnya calon Presiden harus mandiri, sebab calon Presiden merupakan produk partai politik bukan kebijakan negara.

“Prabowo produk politik yang berkali-kali kalah yang sejak awal dia membentuk Gerindra sampai sekarang posisinya sebagai ketua umum partai, kalau ditanya apa modal Presiden kan dia ketua umum partai, begitu juga dengan Ganjar, seleksi dan pembelian terhadap Ganjar itu dilakukan secara mendadak tiba-tiba satu hari sebelum lebaran oleh Ibu Megawati. Publik menangkap ini bukan kesepakatan dari sebuah konsensus partai politik ini produk ketua umum.” ujarnya.

Menurut Faizal membicarakan hubungan antara partai politik dan Presiden merupakan satu distorsi yang memalukan. Faizal pun mengkritisi bahwa mereka ini tidak percaya diri.

“Kalau saya berkaca di seluruh media sosial itu sudah pada tingkat mereka mengatakan ini badut boneka tidak percaya diri. Kalau Anda yakin punya dukungan yang kuat oleh partai politik Anda, punya masa yang kuat, ya Anda jauh dari kekuasaan Anda, tidak boleh nyerempet-nyerempet sebagai pengemis yang setiap 5 tahun muncul untuk mendapatkan.” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan