BANDUNG – Rektor ISBI Bandung Dr Retno Dwimarwati M Hum secara resmi melepas mahasiswanya yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Senin 24 Juli 2023. KKN Mahasiswa ISBI Bandung ini berlangsung di Kabupaten Bandung.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ISBI Bandung Neneng Yanti K Lahpan Ph D mengatakan, KKN mahasiswa ISBI Bandung 2023 ini lebih pada pengembangan serta menggali potensi desa wisata yang ada di Kabupaten Bandung.
“Kebetulan kami bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung dalam pengembangan desa wisata. Sehingga lokasi KKN kami ada di 25 desa wisata. Jadi diharapkan mahasiswa dapat membantu dan menggali potensi desa yang memiliki nilai wisata,” ujar Neneng, usai pelepasan KKN Mahasiswa.
Dia menjelaskan, KKN mahasiswa tersebut secara khusus fokus pada pengembangan potensi desa wisata. Sehingga kata dia, pihaknya sengaja memilih wilayah Kabupaten Bandung yang sudah terjalin kerja sama.
“Pemkab Bandung sedang mengembangkan 50 desa wisata, sehingga akan sangat tepat KKN Mahasiswa ISBI ini jika diarahkan ke sebagian desa wisata tersebut dengan tujuan kami ingin membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana,” paparnya.
Lebih jauh Neneng menjelaskan, pihaknya mengerahkan KKN Mahasiswa ISBI Bandung agar bisa berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bandung. Sedangkan KKN mahasiswa tersebut berlangsung sekira 40 hari mulai dari 24 Juli 2023 hingga 30 Agustus 2023.
“Sementara perserta KKN ini berjumlah 270 orang terdiri dari tiga fakultas, yakni Fakultas Seni Pertunjukan, Fakultas Budaya dan Media, serta Fakultas Seni Rupa dan Desain,” rincinya.
Di lokasi yang sama, Rektor ISBI Bandung Dr Retno Dwimarwati M Hum menambahkan, mahasiswa ISBI Bandung selalu melaksanakan KKN di berbagai daerah.
“Tapi untuk KKN mahasiswa ISBI kali ini berorentasi ke Kabupaten Bandung. Kami mencoba daerah tersekat untuk mengembangkan dan menggali potensi desa wisata,” kata Retro, usai pelepasan.
“Karena program Disparbud Kabupaten Bandung juga ingin ada 50 desa wisata. Jadi kami mencoba menjawab kebutuhan itu,” imbuhnya.
Dalam menggali potensi desa wisata tersebut, Retno memaparkan, bahwa desa wisata yang akan digali lebih pada kepentingan kontennya.