JABAR EKSPRES – Data gaji karyawan Google diduga bocor dan tersebar ke insider. Saat ini, perusahaan teknologi raksasa dunia itu tengah menjadi perhatian dunia.
Bocornya data ribuan karyawan Google itu dikabarkan memuat gaji atau pendapatan dan bonus yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah per tahun.
Diperkirakan ada lebih dari 12 ribu data bocor dari karyawan Google yang berbasis di Amerika Serikat pada tahun 2022.
Gaji karyawan Google diketahui ditentukan berdasarkan tingkat level 2 hingga 11. Sementara itu, pada data yang bocor ini memuat gaji pada tingkat 7.
Baca Juga: Google Luncurkan Antarmuka Baru Gmail Khusus Buat HP Lipat, Lebih Keren!
Adapun data gaji yang bocor di antaranya seperti engineer software level 7 yang memperoleh pendapatan sebesar US$718 ribu atau sekitar Rp10,7 miliar per tahun. Jumlah ini belum termasuk bonus, saham, dan lainnya.
Tambahan bonus yang bisa didapatkan yakni mencapai US$605 ribu atau senilai Rp9,09 miliar. Sehingga jika ditotal dari data yang bocor tersebut, gaji yang diperoleh engineer adalah sebesar US$1,3 juta atau sebesar Rp19,5 miliar per tahun.
Sementara itu, gaji dengan level yang lebih rendah berada dalam range US$100 ribu (Rp1,5 miliar) hingga US$375 ribu (Rp5,6 miliar) per tahun.
Karyawan yang menjabat sebagai manajer di perusahaan Google juga memperoleh gaji besar lainnya. Dari data yang bocor itu, dilaporkan jika mereka mendapatkan US$400 ribu atau sekitar Rp5,9 miliar.
Untuk bagian penjualan langsung perusahaan mendapatkan gaji sebesar US$377 ribu atau senilai Rp5,6 miliar per tahun. Sedangkan untuk penasihat hukum dan tim sales digaji sebesar US$320 ribu atau sebesar Rp4,8 miliar per tahun.
Baca Juga: Google Luncurkan Fitur Nearby Share untuk Pengguna Windows
Tidak hanya itu, karyawan desain user experience, departemen urusan pemerintah, kebijakan public, manajer program, ilmuan riset, hingga sales cloud mengantongi gaji sebesar US$47 (Rp706 juta) per tahun.
Berdasarkan data yang bocor itu, dilaporkan gaji tertinggi diterima oleh bos Alphabet, yakni Sundar Pichai yang memperoleh total kompensasi hiDngga mencapai US$226 juta atau sekitar Rp3,3 triliun pada tahun 2022 yang lalu.
