JABAR EKSPRES – Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang, kembali menuai kontroversi menyusul aksinya yang mengundang seorang Aktivis Yahudi pada perayaan malam 1 Suro belum lama ini.
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Barat, Rafani Achyar mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya kini banyak orang tua santri yang menarik anaknya dari Ponpes Al-Zaytun imbas banyaknya kontroversial yang dilakukan oleh Panji Gumilang
“Saya yakin ada terutama orang tua santri yang punya pandangan yang jernih tentang pemahaman agama, itu akan kritis, dan terbukti juga sudah banyak orang tua santri yang memindahkan anaknya (dari Al-zaytun),” ujarnya saat ditemui di Kantornya, Jum’at (21/7).
Selain menimbulkan reaksi dari para orang tua santri, aksi kontrovesial yang dilakukan Panji Gumilang ini dinilai Rafani membuat kegaduhan di masyarakat khusunya wilayah Indramayu.
“Itu akan menimbulkan respon dan menimbulkan kegaduhan, apalagi sekarang menghadirkan aktivis Yahudi itu pasti mengundang reaksi bagi masyarakat,” ucapnya.
Sehingga dengan adanya hal tersebut, Rafani meminta masyarakat untuk tetap kritis terhadap aksi-aksi kontrovesial yang saat ini selalu dikeluarkan Ponpes Al-Zaytun khususnya Panji Gumilang.
“Jadi silahkan mengkritisi dan masyarakat memang harus kritis menurut saya. Tapi yang tidak boleh itu, adalah melakukan tindakan anarkis. Karena, MUI tidak pernah sama sekali menganjurkan atau membolehkan tindakan anarkis,” pungkasnya.
Sebelumnya Rafani menyebut aksi Ponpes Al-Zaytun yang mengundang Aktivis Yahudi pada perayaan malam 1 Suro, diduga sebagai langkah mencari simpati atau dukungan yang dilakukan oleh Panji Gumilang Selaku pimpinan Ponpes.
“Karena kita tahu Panji Gumilang (pimpinan Al-Zaytun) kan sedang dalam posisi bermasalah dengan banyak menimbulkan kontroversi. Maka wajar, kalau dia mencari cara bagaimana mengundang simpatik dukungan,” tuturnya.