KILAS KEMARIN: Panji Gumilang Gugat Mahfud MD Hingga Kecaman PBB Aksi WN Irak yang Nistakan Al Quran

 

Praktik perundungan di dunia kedokteran ternyata memiliki beragam bentuk. Salah satunya adalah para peserta didik yang dijadikan sebagai asisten pribadi oleh senior mereka. Peserta didik ini sering diharuskan melakukan tugas-tugas pribadi senior, seperti membayar dan mengantar laundry, bahkan sampai mengantar anak-anak senior. Praktik ini dianggap tidak lucu dan tidak pantas dilakukan. Selain itu, ada juga peserta didik yang diperintahkan mengerjakan tugas-tugas senior, yang dapat menyebabkan peserta didik kesulitan fokus dalam belajar.

 

Menkes Budi memberikan penjelasan rinci mengenai berbagai bentuk perundungan yang telah diungkapkannya. Ia menyoroti kasus peserta didik yang menjadi pekerja pribadi senior dengan tugas menulis tugas atau jurnal penelitian milik senior. Padahal seharusnya, tugas semacam itu adalah tanggung jawab senior, bukan peserta didik yang lebih junior. Akibat dari praktik perundungan ini, peserta didik menjadi terbebani dan kesulitan mengembangkan spesialisasi mereka sendiri. Hal ini sangat disayangkan dan menyulitkan peserta didik dalam mengejar pendidikan mereka.

 

Penistaan Al-Qur’an di Swedia, PBB: Tidak Bisa Ditolerir!

Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa, Stephane Dujarric, mengecam sikap tidak menghormati kitab suci dan tempat ibadah yang terjadi di Swedia sebagai tindakan yang tidak dapat ditoleransi. Dujarric menekankan bahwa tindakan semacam itu seringkali dilakukan sebagai provokasi, dan penting bagi semua pihak untuk tidak terprovokasi. Ia menyerukan agar semua orang saling menghormati agama masing-masing, menghindari tindakan kekerasan, dan tidak bermain hakim sendiri.

 

Pada Kamis pagi, sekelompok orang dari Irak menyerbu Kedutaan Besar Swedia di Baghdad sebagai bentuk protes atas kasus pembakaran kitab suci Al-Quran yang sebelumnya terjadi pada 28 Juni, yang dilakukan oleh seorang warga negara Irak tinggal di Swedia bernama Salwan Monikoa. Serangan terhadap misi diplomatik Swedia tersebut dikecam oleh banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Rusia, Turki, Irak, Pakistan, Indonesia, Afghanistan, dan negara-negara Islam lainnya.

 

Dalam tanggapan atas penyerbuan Kedutaan Besar Swedia di Baghdad, Kementerian Luar Negeri Swedia mengecam serangan itu sebagai “pelanggaran serius” terhadap Konvensi Wina. Swedia tengah melakukan penyelidikan terkait insiden ini. Namun, menyusul serangan tersebut, Salwan Monikoa kembali menodai Al-Quran dengan menginjaknya dan membakar bendera Irak di depan Kedutaan Besar Irak di Swedia. Tindakan ini menimbulkan ketegangan lebih lanjut antara Swedia dan Irak, dengan Bagdad menyatakan Duta Besar Swedia sebagai persona non grata sebagai tanggapan atas kasus penodaan Al-Quran yang berulang kali terjadi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan