JABAR EKSPRES – Dijadikan kandidat wakil presiden, Menteri BUMN, Erick Thohir mengaku belum mendapat arahan politik apapun.
Erick mengaku, terkait koalisi pun belum terbentuk, maka dari itu Ia menegaskan tak mau kawin paksa. Menurutnya, untuk berpasangan sebagai presiden dan wakil presiden harus ada chemistry.
“Saya juga berharap punya chemistry, saya tidak mau jadi bagian misalnya harus dipaksa kawin, jangan, ngga enak juga,” katanya, Sabtu (22/7).
Menurutnya chemistry sangat penting untuk membawa kemajuan bangsa. Salah satunya adalah untuk mensejahterakan penduduk Indonesia.
“Penting sekali chemistry, karena kita harus mendorong pertumbuhan ekonomi rata-rata sekarang pendapatan masyarakat 4.600 yang nanti ke depan di masa pemerintntahan Pak Jokowi bisa 5.000 lebih. Tetapi 10 tahun kedepan 5 tahun kedepan harus mendapatkan 10.000 supaya kita tidak terjebak dalam ekonomi menengah yang terkunci ketika penduduk Indonesia seperti di Jepang semakin tua semakin banyak, nah ini kan realita. Nah ini perlu ada chemistry,” ujarnya.
Namun Erick masih bungkam soal kecocokan chemistry yang sedang dibangunnya, Ia mengaku bertemu banyak pihak dan tokoh namun semua itu sebatas masalah pekerjaan.
Erick mengaku sudah bertemu dengan Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo hingga Prabowo.
“Belum. Kenapa saya bertemu dengan semua pihak dengan Pak Anis juga saya bertemu tetapi kan sebatas konteksnya pekerjaan. Belum bicara individu dan ke depan. Jadi masih konteksnya kerjaan,” ujarnya.
Ketika bertemu dengan Ganjar, dia mengaku membahas mengenai penanganan stunting. Sama halnya dengan pemimpin daerah lain seperti bertemu Ridwan Kamil pun membahas mengenai kereta cepat.
“Jadi kemarin sama Pak Ganjar bertanya ini sistem pengerjaan stunting gimana? Oh ini pak rencana begini, tetapi itu juga diinformasikan dengan gubernur lain. Kemarin sama Pak Ridwan Kamil di Bandung bicara kereta cepat, salah satunya perbaikan Tegalluar supaya nanti dari Jakarta-Bandung berhenti di Tegalluar harus ada penjemputan kendaraan,” pungkasnya.
“Saya belum ditugasin kesini ya, kesini ya. Dan saya sendiri sudah sampaikan berulang tentu penting sekali buat saya ketika misalnya ke arah yang lebih politis. Kan tadi saya bilang koalisinya belum terbentuk, koalisi ini Pak Erick Thohir, kan belum ada. Kan ngga cukup dari salah satu partai, itu realita,” pungkasnya.