JABAR EKSPRES – Suhu udara di wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini semakin dingin. Padahal, sudah memasuki musim kemarau dipertengahan tahun ini.
Melalui pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu udara yang dingin di tengah musim kemarau, merupakan fenomena alamiah.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, fenomena alamiah tersebut, tergolong umum terjadi ketika masa puncak kemarau pada Juli hingga Agustus.
BACA JUGA: Jadi Tersangka! Tewaskan 3 Orang Saat Pengobatan, Guru Spiritual Dipidana 5 Tahun Penjara
“BMKG Bandung mencatat dalam 5 hari terakhir, suhu minimum Bandung dan Lembang berturut-turut,” kata Rahayu kepada Jabar Ekspres, Rabu (19/7).
Suhu Udara Dingin saat Kemarau di Bandung Periode 14-18 Juli 2023
19 Derajat Celcius
19,9 Derajat Celcius
20 Derajat Celcius
19,4 Derajat Celcius
17 Derajat Celcius
Suhu Udara Dingin saat Kemarau di Lembang, KBB Periode 14-18 Juli 2023
16,8 Derajat Celcius
16,8 Derajat Celcius
16,8 Derajat Celcius
16,2 Derajat Celcius
15,4 Derajat Celcius
Rahayu atau akrab disapa Ayu menjelaskan, berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa suhu udara minimum mengalami perubahan signifikan pada hari Selasa, 18 Juli 2023 kemarin.
BACA JUGA: Sopir Taksi Online Tewas Diberi Racun, Faktor Ekonomi Jadi Motif Tersangka
“Nilai suhu minimum normal pada bulan Juli adalah 18,2 derajat Celsius, dan pada Agustus nilainya 17,5 derajat Celsius,” jelasnya.
Ayu menerangkan, suhu dingin ekstrem memang cenderung berpeluang terjadi saat musim kemarau, yakni di malam hari.
Ketika memasuki musim kemarau, pada siang hari, terik sinar matahari maksimal karena tidak ada tutupan awan, akibatnya permukaan bumi menerima radiasi yang maksimal.
Sedangkan ketika di malam hari, bumi akan melepaskan energi, karena tidak ada awan. Maka di malam hari hingga dini hari, radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan.
“Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal,” terangnya.
“Dampaknya adalah suhu minimum atau udara dingin yang ekstrem di malam hingga dini hari,” tambah Ayu.
Sementara itu, diungkapkan juga penyebab lain mengapa suhu udara menjadi lebih dingin di puncak kemarau. Faktornya adalah karena adanya musim dingin di wilayah Australia.