JABAR EKSPRES – Kabar mengenai sekte sesat di Kenya yang dikenal dengan sebutan ‘Pembantaian Hutan Shakahola’ semakin menggemparkan. Jumlah korban tewas akibat praktik sesat ini kini mencapai angka yang mengerikan, yaitu 403 orang.
Kepolisian setempat baru-baru ini menemukan 12 mayat tambahan di Hutan Shakahola, yang diduga merupakan anggota dari Gereja Kabar Baik Internasional yang dipimpin oleh Paul Mackenzie Nthenge. Sang pemimpin sekte, Mackenzie, dituduh memerintahkan para pengikutnya untuk berpuasa secara ekstrem dengan harapan mereka dapat masuk surga sebelum kiamat. Akibatnya, banyak anggota sekte yang mati kelaparan.
Melansir dari berbagai sumber komisaris Regional Pantai, Rhoda Onyancha, mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas saat ini mencapai 403 orang. Temuan belasan mayat ini dilakukan ketika aparat melakukan penggalian di kawasan tersebut, di mana diduga Mackenzie memerintahkan para pengikutnya untuk mati kelaparan.
Baca Juga: Banjir di Korea Selatan Merenggut 40 Nyawa Orang
Pejabat regional, Rhoda Onyancha, juga mengungkapkan bahwa lebih dari 600 orang masih belum ditemukan dan diduga terkait dengan gereja ini. Upaya pencarian terus dilakukan untuk menemukan kemungkinan adanya kuburan massal lainnya di sekitar lokasi.
Pertama kali korban tewas ditemukan pada 13 April lalu di area ini. Beberapa korban ditemukan dalam keadaan meninggal, sementara sejumlah lainnya masih hidup namun dalam keadaan lemah dan kurus.
Berdasarkan hasil autopsi, kelaparan diduga menjadi penyebab utama kematian para korban. Namun, beberapa jenazah, termasuk anak-anak, menunjukkan tanda-tanda kekerasan seperti leher yang dicekik atau luka-luka akibat pemukulan.
Paul Mackenzie, seorang mantan sopir taksi yang kemudian beralih menjadi seorang pengkhotbah, telah ditahan oleh pihak kepolisian sejak pertengahan April. Pada tanggal 13 Juli, pengadilan di Mombasa, Kenya memutuskan untuk memperpanjang masa penahanannya selama satu bulan guna memberikan waktu bagi penyelidikan lebih lanjut.
Baca Juga: Hari Peluk Anak Sedunia, Hubungan Emosional dan Kesejahteraan
Jaksa penuntut mengungkapkan bahwa Mackenzie dihadapkan pada tuduhan terorisme atau genosida. Namun, hingga saat ini, dia belum diminta untuk memberikan pembelaan terkait tuduhan tersebut.
Mackenzie, yang mengaku sebagai seorang pendeta dan ayah dari tujuh anak, mendirikan Gereja Internasional Good News pada tahun 2003. Kasus sekte sesat di Kenya ini semakin menyorot isu keamanan dan perluasan upaya untuk mengungkap kebenaran dan menghentikan praktik-praktik sesat yang merenggut nyawa para pengikutnya.