JABAR EKSPRES- Mesir mengadakan upaya mediasi antara pihak yang terlibat dalam konflik di Sudan dalam KTT regional pada hari Kamis. Upaya tersebut merupakan bagian dari serangkaian langkah internasional untuk mencegah perang saudara yang berkepanjangan dan memperdalam krisis kemanusiaan.
Konflik antara militer Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat pecah di ibu kota Khartoum pada bulan April dan meluas ke wilayah konflik seperti Darfur dan Kordofan.
Lebih dari seribu warga sipil telah tewas dan tiga juta lainnya mengungsi, termasuk 700 ribu yang melarikan diri ke negara-negara tetangga, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa. Krisis kelaparan juga dikhawatirkan semakin memburuk.
Amerika Serikat dan Arab Saudi telah melakukan negosiasi gencatan senjata, tetapi pembicaraan tersebut terhenti karena banyaknya pelanggaran.
Baca juga: Otoritas Sudan Perpanjang Penutupan Area Udara Hingga 31 Juli
Ethiopia mengadakan KTT Afrika Timur pada awal minggu ini, tetapi militer Sudan memboikotnya karena mereka menganggap Kenya sebagai pihak yang tidak memihak.
Mesir, yang memiliki hubungan dekat dengan militer Sudan, mengundang pemimpin negara tetangga mereka dalam KTT pada hari Kamis. KTT tersebut bertujuan untuk mencegah campur tangan asing dalam konflik dan menawarkan pembicaraan perdamaian baru, menurut sumber-sumber keamanan Mesir.
Prioritas utama Mesir adalah memastikan bahwa mereka tidak dikecualikan dari upaya regional ini, kata para diplomat.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menyatakan bahwa semua saudara mereka di Sudan harus menjaga kepentingan utama dan menghindari campur tangan eksternal yang hanya mencari keuntungan sempit.
Mesir menyampaikan inisiatif gencatan senjata, membuka jalur bantuan, dialog komprehensif, dan mekanisme komunikasi dengan berbagai pihak yang terlibat. Rencana Mesir bertujuan untuk mencapai gencatan senjata selama tiga bulan dan membuka jalur bantuan melalui pertemuan dengan pemimpin militer dan suku, memanfaatkan hubungan jangka panjang.
Baca juga: Perang Saudara Sudan Mengganas, Lebih dari 1.000 Orang Mati!
Beberapa pemimpin yang hadir tampaknya menyambut inisiatif Mesir. Namun, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menyerukan Mesir agar sejalan dengan inisiatif regional IGAD yang diumumkan sebelumnya.
Hubungan antara Mesir dan Ethiopia telah tegang dalam beberapa tahun terakhir karena perselisihan terkait bendungan raksasa yang dibangun oleh Ethiopia di Sungai Nil.