“Apakah keresahan mereka tidak layak untuk disuarakan? Apakah mereka harus dihakimi sebagai orang yang kuno dan tidak bisa diajak maju demi Persib? Bukankah katanya sepakbola dan Persib untuk semua dan bukan milik kelompok dan golongan tertentu saja?” tegasnya.
Masalah lainnya adalah pembelian tiket komunitas yang harus dilakukan individu lewat aplikasi. Selain tidak berfungsinya peran komunitas, skema ini menjadi masalah baru karena komunitas terutama yang di luar kota, dipastikan berangkat rombongan.
Sehingga pembelian tiket kolektif akan memudahkan mereka untuk berkordinasi dan mengkordinir para anggotanya. Contoh pada pertandingan pertama Persib Bandung, beberapa waktu lalu.
“Banyak distrik Viking luar kota Bandung yang sudah mencarter bis tapi dibatalkan karena anggota rombongan yang berangkat hanya 7-10 orang, dikarenakan yang berhasil membeli tiket jauh dari kapasitas bis. Berkaca dari musim sebelumnya pembelian bisa kolektif dengan 1 tiket data 1 KTP, berikut no telepon dan tiket diterima melalui email,” sambungnya.
Ketiga, pelarangan membawa makanan dan minuman ke stadion. Tidak bisa dipungkiri banyak bobotoh dengan kondisi ekonomi ‘apa adanya’. Biasanya, ungkap Tobias, mereka hanya cukup untuk membeli tiket dan ongkos sehingga mereka membawa bekal makanan dari rumah.
Selain itu, menonton Persib di stadion merupakan wadah silaturahmi sesama bobotoh, sebagian bobotoh memiliki tradisi botram untuk mewarnai silaturahmi tersebut.
Namun ada hal lucu di musim ini, yaitu penonton tidak boleh membawa makanan dan minuman masuk ke stadion, alasannya adalah karena makanan dan minuman sering digunakan sebagai media untuk menyelundupkan flare.
“Kita sepakat flare adalah benda yang dilarang di stadion (tertuang di regulasi). Namun bukan berarti juga melarang benda lainnya yang sebenernya tidak dilarang di regulasi untuk masuk ke stadion,” ungkapnya.
Jika cara berpikir yang dipakai seperti itu, makanan dilarang karena sering dipakai sebagai modus menyelundupkan flare, Tobias mempertanyakan modus-modus lainnya.
“Lalu bagaimana dengan modus menyelundupkan flare dimasukan ke dalam celana dalam? Apakah nanti orang yang ke stadion akan dilarang memakai celana dalam juga?” tambah Tobias.