JABAR EKSPRES – Aryanto Misel, penemu alat Niku Banyu atau Nikuba, lebih memilih menjual temuannya ke Ferrari dan Lamborghini. Ia juga menolak bantuan dari pemerintah melalui Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengembangkan temuannya.
Nikuba adalah alat ciptaan Aryanto Misel yang diklaim dapat mengubah air menjadi bahan bakar hidrogen, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan.
Pernyataan Aryanto Misel tentang penolakannya terhadap bantuan pemerintah melalui BRIN menjadi viral di media sosial. Warganet memberikan beragam tanggapan terhadap hal tersebut.
Sebagian masyarakat merasa kecewa dengan keputusan Aryanto Misel yang menolak bekerja sama dengan pemerintah dalam pengembangan Nikuba.
Baca Juga: Kasus Perdagangan Orang dari 2017-2022, Ada Sebanyak 2.605 Kasus!
Aryanto Misel memberikan penjelasannya dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun televisi swasta yang kemudian menjadi viral.
Keprihatinan masyarakat terhadap keputusan Aryanto Misel menolak bantuan pemerintah juga diungkapkan melalui akun Twitter @kegblgnunfaedh.
Dalam video tersebut, Aryanto menyatakan bahwa ia tidak membutuhkan pemerintah dan BRIN untuk mengembangkan temuannya. Ia mengungkapkan bahwa dirinya seringkali merasa “dibantai” oleh pemerintah dan BRIN. Oleh karena itu, ia berencana menjual Nikuba senilai Rp15 miliar ke industri otomotif di Milan, Italia.
“Aku tidak membutuhkan mereka. Aku sudah cukup ‘dibantai’. Aku tidak mau,” ujar Aryanto.
“Itu (Nikuba) akan ku tawarkan dengan harga Rp15 miliar,” tambahnya.
Aryanto Misel juga mengungkapkan bahwa ia tidak keberatan jika temuannya diambil oleh negara asing untuk dikembangkan lebih lanjut. Baginya, yang terpenting adalah mendapatkan dana untuk mengembangkan riset lebih lanjut.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, mengonfirmasi bahwa pihaknya akan menggelar konferensi pers untuk menanggapi pernyataan Aryanto Misel.
“Kami akan mengadakan konferensi pers pada hari Rabu,” ujar Handoko.
Baca Juga: Jokowi Sebut Tol Cisumdawu Siap Untuk Beroperasi Sepenuhnya, Twin Tunnel Jadi Daya Tarik
Handoko juga pernah menyatakan bahwa BRIN tidak berwenang memberikan pengakuan terhadap suatu temuan ketika ditanya mengenai minat negara lain terhadap Nikuba.
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa BRIN dapat memfasilitasi masyarakat yang memiliki ide inovatif melalui Fasilitasi Inovasi Akar Rumput (FIAR).