JABAR EKSPRES – Sekarang pinjaman online atau yang sering kita sebut pinjol lagi jadi trend di masyarakat Indonesia, nih. Banyak banget yang pada menggunakan modus pinjol ilegal buat dapetin duit cepet.
Tapi, perlu diinget, kebanyakan orang nggak pake pinjol buat keperluan yang penting, tapi lebih ke hal-hal yang nggak terlalu penting, kayak beli tiket konser atau liburan gitu.
Akibatnya, banyak orang yang dengan gampangnya kena jebak sama modus-modus baru dari pinjol ilegal. Sekarang ini, modus baru yang lagi ngetren banget adalah nawarin pekerjaan atau lowongan kerja dan e-commerce. Nah, dua modus baru ini bikin banyak orang langsung tertarik dan masuk ke perangkap.
Nih, aku mau ngutip dari berita Antaranews, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Auliansyah Lubis, ngasih imbauan buat masyarakat yang mau melamar pekerjaan di perusahaan pinjaman online, mereka disarankan buat hati-hati dan cek keabsahan perusahaannya lewat situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: Kerusuhan Prancis Rugikan Sektor Bisnis Hingga Rp16,5 T
“Sekarang masyarakat kita harus lebih berhati-hati, kalo ada yang buka lowongan kerja yang berhubungan sama pinjol, jangan daftar jadi pegawai pinjol ilegal ini, ya,” katanya, dan dia juga ngingetin kalo bisa kena hukuman pidana.
Pinjol ilegal ini setiap hari punya modus baru buat njerat korbannya, nih. Makanya, penting banget buat kita hati-hati dan lebih waspada sama pinjol ilegal. Aku mau rangkum dari Tempo.co, ini dia hal-hal yang harus diwaspadai dalam pinjol ilegal:
1. Iklan yang mencolok
Biasanya, pinjol ilegal suka pasang iklan yang mencolok, termasuk iklan lowongan kerja. Akibatnya, banyak orang yang tergoda dan ikut-ikutan pinjol dari iklan itu. Kalo kamu nemuin iklan yang mencolok gitu, langsung laporin ke pihak berwenang biar bisa ditangani dengan baik dan tegas.
2. Peminjaman dengan jumlah besar
Banyak orang langsung tertarik sama pinjol yang bisa ngepinjemin duit dalam jumlah gede. Padahal, kalo kita pinjem duit banyak, bisa-bisa malah buntung. Jadi, hindarin pinjaman dengan jumlah gede dan jangan gampang percaya sama iklan-iklan yang ngaku-ngaku dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau lembaga resmi lainnya.
- Baca artikel Jabarekspres.com lainnya di Google News