JABAR EKSPRES – Mark Cavendish, pebalap veteran asal Inggris, harus mengubur mimpi merebut rekor kemenangan etape Tour de France setelah terjatuh pada etape 8 yang dimenangi oleh Mads Pedersen dari Denmark. Cavendish, yang saat ini menyamai rekor 34 kemenangan etape milik Eddy Merckx, harus dilarikan ke rumah sakit setelah kecelakaan tersebut.
Baca Juga: Dampak Kepergian David De Gea dari Manchester United!
Pebalap Denmark, Pedersen, menyayangkan kejadian tersebut dan menggambarkan kepergian Cavendish sebagai sesuatu yang menyedihkan. Mark Cavendish, yang merupakan spesialis sprint, terpaksa mengakhiri perjuangannya di Tour setelah diduga mengalami keretakan tulang selangka saat terjatuh sebelum finis.
Meskipun mengalami kesakitan, Cavendish tetap melanjutkan balapan dengan sepedanya beberapa menit setelah kecelakaan terjadi. Namun, dia akhirnya harus mundur setelah tim dokter menutup pintu ambulans dan penyelenggara mengumumkan keputusan tersebut. Pebalap Italia, Gianni Moscon, menyebut bahwa Cavendish jatuh setelah menabrak ban belakang pebalap di depannya.
Selain kecelakaan yang dialami Mark Cavendish, terjadi juga tabrakan lain pada 5km menjelang garis finis yang melibatkan Mikel Landa dan Simon Yates akibat kesalahan seorang penonton yang terlalu maju ke lintasan. Kejadian tersebut menunjukkan bahayanya balap sepeda dan membuat pebalap lain merasa sedih melihat Cavendish harus pulang lebih awal.
Sementara itu, dalam klasemen umum, pebalap Jonas Vingegaard masih memimpin dengan memakai kaus kuning, unggul 25 detik dari Tadej Pogacar. Kedua pebalap ini akan bersaing lagi pada etape 9 yang menantang di Puy de Dome.
Vingegaard, juara bertahan, mengungkapkan rasa sedihnya terhadap Cavendish, sementara Pogacar menyebut bahwa semua pebalap berharap melihat Cavendish meraih kemenangan etape lagi. Pogacar juga memuji kekuatan Cavendish meskipun dia sendiri adalah salah satu penggemarnya saat masih muda.
Baca Juga: Paul Reed Kontrak $23 Juta dengan Jazz, Philadelphia 76ers Harus Putuskan!
Minggu ini, peloton akan menghadapi rute pegunungan yang diprediksi menjadi arena pertarungan sengit antara Pogacar dan Vingegaard. Etape menuju Puy de Dome dianggap sebagai yang paling menantang dengan tanjakan sejauh 13km, termasuk 4km dengan gradien 12 persen, mengingat pengalaman pada beberapa Tour sebelumnya.