JABAR EKSPRES – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mengaku telah mengirimkan Surat Edaran (SE) ke-27 Kabupaten Kota melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP).
SE tersebut guna menyikapi sebaran kasus antraks yang terjadi di Wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta.
BACA JUGA: Cegah Kasus Antraks Meluas, Pemprov Jabar Siapkan Antisipasi
Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Kabid Keswan) DKPP Jabar Supriyanto menyebut hal itu menjadi langkah antisipasi dari penyebaran kasus antraks masuk ke wilayah Jabar.
“Insyaallah pengetatan itu (antraks) juga akan kita lakukan, bahkan tertanggal kemarin (7/7), kita sudah mengeluarkan SE (Surat Edaran) ke kabupaten kota untuk melakukan peningkatan kewaspadaan, sensitiffitas apapun laporannya disana untuk dilaporkan kepada kita (DKPP Jabar),” ujarnya saat dihubungi, Sabtu, 8 Juli 2023.
Meski telah mengeluarkan Surat Edaran, Supriyanto mengklaim bahwa penyebaran kasus antraks ke wilayah Jabar dimungkinkan sangat kecil terjadi.
“Untuk masuk ke Jabar kemungkinan akan sangat kecil, kecuali melalui prodak. Tapi sekarang disana (Gunung kidul) sudah terjadi pengetatan hewan kecuali waktu kemarin kurban (idul adha) saja. Jadi ini akan diwaspadai juga oleh kabupaten kota, terutama di 8 wilayah endemis seperti salah satunya Bogor, Purwakarta, Subang,” ungkapnya
Dapat Menimbulkan Kematian Pada Manusia.
Sementara, saat disinggung terkait dengan dampak yang akan terjadi jika terkena kasus antraks, Supriyanto menyebut bahwa akan langsung menyebabkan kematian pada hewan.
“Biasanya akan menimbulkan suhu panas yang meningkat pada hewan sampai 41 derajat celcius, hingga akhirnya mati mendadak. Jadi kisaran 4-5 jam dari timbulnya demam, itu hewan akan mati mendadak. Nah jika ada kasus itu bisa kita langsung curigai,” ucapnya.
Bahkan dalam Kematiannya juga ia mengatakan bahwa kondisi hewan yang terkena antraks, akan mengalami pendarahan di setiap lubang kumlah hingga perut mengembung.
“Kematian mendadaknya itu, selalu diikuti dengan keluarnya darah dari setiap lubang kumlah (dubur, mulut, hidung). Dan selain itu diikuti juga dengan kembung (di bagian perut) karena adanya penumpukan gas akibat bakterial,” ungkapnya
Selain pada hewan, antraks juga dapat menyebar kepada manusia. Bahkan jika sampai dikonsumsi, Supriyanto mengebut dapat langsung menimbulkan kematian.