Lahan Pertanian di Bandung Barat Kian Susut, Imbas Pembangunan Perumahan!

 

 

JABAR EKSPRES, BANDUNG BARAT – Maraknya alih fungsi lahan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengakibatkan penyusutan lahan pertanian. Hal ini terjadi imbas dari masifnya pembangunan perumahan.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Bandung Barat, Lahan Baku Sawah (LBS) Tahun 2020 terjadi penurunan di 2021, dari luas lahan sawah 16.394,186 hektare berkurang menjadi 15.814,531 hektare atau berkurang sebesar empat persen.

“Dari tahun ke tahun lahan pertanian produktif menyusut dengan rata-rata 4 persen,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kabupaten Bandung Barat, Lukmanul Hakim saat dihubungi oleh wartawan JabarEkspres.com pada Rabu, 5 Juli 2023.

Baca juga: Jatah Siswa Inklusi di SMPN 17 Depok Belum Terpenuhi!

Lukman mengatakan, saat ini lahan pertanian, khususnya sawah sudah tidak seluas dulu dan jarang ditemukan.

“Kami menemukan adanya penyusutan lahan pertanian produktif berupa persawahan yang berubah menjadi perumahan-perumahan sejak beberapa tahun terakhir,” katanya.

Meski demikian, saat ini, Bandung Barat masih tercatat sebagai daerah surplus komoditas beras. Hal itu dilihat dari besarnya gabah kering giling (GKG) yang mencapai 58.849 ton satu kali panen, sementara kebutuhan masyarakat Bandung Barat hanya 58.186 ton GKG.

“Padi masih surplus, artinya masyarakat Bandung Barat masih bisa mengkonsumsi atau makan dari tanahnya sendiri,” jelasnya.

Untuk itu para petani maupun pemilik lahan pertanian produktif diminta untuk tidak menjual tanah mereka demi keuntungan jangka pendek.

Menurutnya, lahan pertanian produktif musti dipertahankan demi ketahanan pangan ketimbang diubah menjadi bangunan-bangunan perumahan.

“Lebih baik dijaga dan dikelola dengan baik supaya ketahanan pangan kita tetap kuat,” tandasnya.

Sebelumnya, Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan, meminta masyarakat agar tidak menjual tanah khususnya lahan yang berpotensi dikembangkan untuk pertanian kepada perusahaan.

Menurutnya, lahan yang dimiliki sebagai aset masa depan harus dijaga dan dipertahankan dalam peningkatan ekonomi.

“Terutama lahan pertanian produktif jangan dijual, agar pangan di Bandung Barat tercukupi,” katanya.

Lahan yang ada di Kabupaten Bandung Barat, kata Hengky, masih sangat potensial untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian.

Namun demikian, ia menyayangkan, saat ini masyarakat masih begitu mudah menjual tanah produktif kepada pengembang. Padahal, lanjut dia, tanah tersebut bisa dikelola dengan baik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan