Jabar Ekspres — Menjelang Tahun Politik 2024, Komisi Anti-Rasuah atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengajak warga kota Bandung untuk menolak serangan fajar.
Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat, Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia, Wawan Wardiana mengatakan di tahun pemilu 2024 akan semakin banyak serangan fajar.
Ia mengatakan, agar menolak serangan fajar tersebut dengan menggemakan penolakan itu.
BACA JUGA: Pekan Kedua, Bacalon DPRD yang Serahkan Perbaikan Masih Minim
“Maka dari itu, kita gemakan motto: Hajar Serangan Fajar. Ini merupakan salah satu dari enam tugas KPK, yakni tindakan pencegahan agar tidak terjadi tindak pidana korupsi. Hari ini upayanya tindakan lewat sosialisasi dan kampanye,” kata Wawan dilansir dari bandung.go.id
Wawan juga menyebutkan, ada tiga pendekatan strategi pemberantasan korupsi yaitu tangkap, pencegahan, serta pendidikan.
“Pencegahan dengan memperbaiki sistem. Seperti upaya Pemkot Bandung lewat penyediaan aplikasi agar tidak adanya tatap muka langsung untuk mencegah tidak bertemunya masyarakat dengan penyedia layanan. Ini upaya agar tidak ada transaksional,” tuturnya.
Dirinya juga menegaskan terhadap masyarakat Kota Bandung untuk tak menerima uang atau barang apapun dari kampanye gelap menjelang pemilu 2024.
“Kalau ada yang kasih uang, harus tolak! Apapun bentuknya, Tolak!,” imbuhnya
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Padjajaran (UNPAD) Ari Ginanjar mengatakan serangan fajar masuk pada praktik politik uang, yang biasanya dilakukan oleh oknum kandidat berserta tim suksesnya di daerah yang pemilih yang bisa diarahkan.
“Serangan fajar termasuk dalam praktik politik uang yang lebih spesifiknya jual-beli suara (vote buying). praktik ini biasanya dilakukan oleh oknum kandidat beserta tim suksesnya apabila di daerah pemilihannya terdapat kelompok masyarakat tertentu yang suaranya bisa diarahkan dengan iming-iming berupa uang atau materi lainnya seperti sembako,” kata Ari saat dihubungi oleh Jabar Ekspres, Selasa 4 Juli 2023.
Ia juga menyebut, serangan fajar ini biasanya tidak dilakukan secara acak namun sudah dilakukan pemetaan oleh oknum tim sukses daerah mana saja yang bisa dilakukan.
“Serangan fajar biasanya tidak dilakukan secara random, tapi sudah ada pemetaan oleh tim sukses daerah mana saja yang bisa dibom. Karena, sebenarnya sebagian besar masyarakat tidak suka atau menolak vote buying,” tutur Ari.