JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menekankan pentingnya kerjasama pentahelix antar lembaga dalam menekan angka stunting di Kota Bandung. Berdasarkan data, angka stunting Kota Bandung berhasil turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni dari 26,4 persen (2021) menjadi 19,4 persen (2022).
Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, penurunan angka stunting di Kota Bandung harus dibarengi dengan intervensi dalam setiap inovasi yang dilakukan oleh organisasi perangkat daerah (OPD).
“Kolaborasi pentahelix adalah sebuah keniscayaan. Bukan hanya dari pemerintah, tapi kita juga mengajak unsur masyarakat lainnya. Button up mix dengan top down, agar capaian kinerja penurunan penyakit ini, termasuk peran 17.000 kader posyandu,” ucap Ema.
BACA JUGA: Harganas 2023, Prevalensi Stunting Kota Bandung Ditargetkan 14 Persen Tahun Ini!
Dia menjelaskan bahwa ada 8 upaya konvergensi yang telah Pemkot Bandung jalankan guna menekan angka stunting. Diantaranya adalah:
- Hasil analisis situasi 2022.
- Capaian indikator intervensi percepatan penurunan stunting tahun 2022.
- Rencana kegiatan.
- Komitmen rembuk stunting
- Peraturan terkait stunting di Kota Bandung.
- Pembinaan kader pembangunan manusia (KPM) dan tim pendamping keluarga (TPK).
- Sistem manajemen daya stunting.
- Pengukuran dan publikasi stunting.
Selain itu, Pemkot Bandung juga tidak hanya berfokus pada aspek kesehatan. Tetapi, juga pada aspek lingkungan hidup, pangan, sanitasi, dan hal yang berkaitan lainnya.
BACA JUGA: Ema Sumarna: PPPK Kota Bandung Harus Berikan Pelayanan Terbaik kepada Masyarakat
Bahkan, untuk meningkatkan peran kolaborasi pentahelix, Pemkot Bandung sendiri pun telah membuat peraturan daerah sendiri mengenai CSR.
“Kita juga sudah punya bantuan pihak ketiga. Ini pun menjadi bagian ruang untuk pihak manapun memberikan daya dukung kontribusi terhadap upaya percepatan pembangunan di Kota Bandung termasuk dalam menurunkan angka stunting,” katanya.
Tidak hanya sampai di sana, Pemkot Bandung juga membuat aplikasi yang bernama Bandung Emergency Application Support (BEAS). Melalui aplikasi ini, warga dan petugas dapat melacak lokasi ambulans terdekat.
BACA JUGA: Bantu Pencegahan Stunting, Lions Club Bandung Ceria Dapat Pujian Tinggi dari Pemkot Bandung
“Kita bisa memberikan pelayanan kesehatan berbasis pada aplikasi. Polanya jemput bola karena itu lebih optimal. Sehingga masyarakat yang membutuhkan percepatan layanan bisa kita langsung kunjungi ke lokasi masyarakat,” ucapnya.