BANDUNG BARAT, JABAR EKSPRES – Sebanyak 243 rumah di Desa Cinengah, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), hingga kini masih dirundung kegelapan akibat rumahnya belum dialiri listrik.
Akibatnya, sebagian warga tak bisa menggunakan listrik dalam kesehariannya, sedangkan lainnya terpaksa mendapat penerangan dengan cara menyambung listrik dari keluarga lain.
Setidaknya sudah 15 tahun ratusan rumah tangga di wilayah itu belum memiliki akses listrik hingga Juli 2023, menurut data pemerintah. Mayoritas mereka tinggal di daerah kecil.
BACA JUGA: PUTR KBB Kebut Pengerjaan Jalan di 18 Titik
Diketahui, wilayah Selatan Kabupaten Bandung Barat (KBB) adalah daerah dengan rasio elektabilitas terendah. PLTA Cisokan, pembangkit listrik berbasis energi terbarukan belakang tengah dibangun oleh pemerintah pusat di wilayah itu untuk mengatasi ketiadaan listrik.
Kepala Desa Cinengah, Imam Sariman menyebut, para warga yang rata-rata menempati rumah sederhana ini harus numpang menyambung instalasi listrik dari rumah lain yang sudah memilikinya atau bahkan mushala. Sementara sebagian lainnya memanfaatkan damar atau cempor.
Pihaknya sejauh ini telah mengupayakan warga yang belum menikmati aliran listrik, bisa mendapat bantuan dari pemerintah untuk pemasangan instalasi listrik. Sayang, hasilnya belum memuaskan.
BACA JUGA: Urban Farming Terintegrasi RW 05 Dago Hasilkan Logam Mulia Hingga Bali
“Belum terealisasi sampai sekarang. Saya juga memaklumi mungkin akibat banyak hal salah satunya kita baru beres pandemi COVID-19,” katanya, Senin (3/7/2023).
Menurutnya, bagi warga yang kondisi ekonominya baik, masih bisa merasakan penerangan. Sementara bagi mereka yang ekonominya rendah terpaksa harus menyambung listrik dari rumah penduduk yang sudah memiliki kWh dengan membentangkan kabel hingga sepanjang belasan meter.
“Rumah yang belum teraliri listrik ini, berprofesi sebagai petani. Sementara mereka harus menyambungkan kabel puluhan meter,” katanya.
BACA JUGA: Mengenang Tol Terpendek dan Pertama di Indonesia, Tol Rajamandala
Pihaknya juga mengaku dilema. Lantaran, banyaknya rumah warga yang belum teraliri listrik hingga mencapai 200 lebih rumah tersebut, tidak bisa ditutup oleh anggaran dari dana desa untuk pemasangan kWh.
“Mungkin dari desa bisa kita bantu 1 atau 2 rumah saja, tapi selanjutnya saya minta tolong juga untuk pihak terkait agar bisa melihat dan langsung turun ke lokasi supaya membantu warga kami yang belum teraliri listrik,” bebernya.