ErJABAR EKSPRES – Kawasan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara, siapkan antisipasi hadapi musim kemarau.
Humas Perum Perhutani KPH Bandung Utara, Endan mengakui, pada musim kemarau potensi terjadinya kebakaran hutan alami peningkatan.
“Memang potensi terjadinya cukup memungkinkan. Tapi itu pun kawasan hutannya tergantung daerah,” kata Endan kepada Jabar Ekspres di ruang kerjanya, Kamis 22 Juni 2023.
“Ada tingkatan rawan tinggi, rawan sedang dan rawan rendah,” tambahnya.
Endan menjelaskan, secara pemetaan kawasan hutan Perum Perhutani Jawa Barat dan Banten, terbagi menjadi 14 wilayah.
“Kita ada 14 wilayah dan dari 14 wilayah itu potensi dominasi kebakaran hutan dan lahan atau karhutla itu, ada di Priangan Timur,” jelasnya.
Endan menerangkan, wilayah Priangan Timur yang tergolong potensi rawan karhutla tinggi, ada di daerah Majalengka, Sumedang dan Indramayu.
“Kalau yang potensi rawannya sedang itu ada di Kuningan, Ciamis, Tasik dan Purwakarta,” terangnya.
Endan mengungkapkan, untuk kawasan hutan yang dinilai memiliki kerawanan karhutla rendah, ada di wilayah Perum Perhutani Bandung Utara dan Bandung Selatan.
“Jadi untuk kawasan hutan di wilayah kami, alhamdulillah tergolong rawan karhutlanya rendah,” ungkapnya.
Kendati demikian, Endan mengaku, tetap melakukan sejumlah antisipasi karhutla khususnya ketika menghadapi musim kemarau.
“Kita selalu patroli dan lakukan pengawasan, dari Perhutani, TNI, Polisi dan warga sekitar. Itu kita lakukan setiap hari,” imbuhnya.
Endan menyampaikan, dalam menghadapi musim kemarau, pihaknya selain melakukan patroli rutinan, juga memberikan sosialisasi serta edukasi kepada warga sekitar.
“Kita beri pemahaman bahayanya kebakaran hutan, kemudian kita edukasi dan bekali warga sekitar dengan ilmu pengetahuan cara padamkan api di kawasan hutan,” ucapnya.
“Karena memadamkan api di kawasan tidak bisa sembarangan, khawatir merembet,” lanjut Endan.
Dia memaparkan, selain edukasi serta pendampingan cara mengatasi karhutla, warga sekitar kawasan hutan pun dibekali sejumlah peralatan.
“Ada alat gendong untuk menyimpan air dengan penyemprotnya. Ketika karhutla ringan terjadi dan diketahui, kita gunakan air dicampur detergen supaya lebih cepat padamkan api,” papar Endan.
Dia berharap, meski kawasan Perum Perhutani Bandung Utara tergolong rawan rendah terjadinya karhutla, namun kebakaran hutan jangan sampai terjadi baik di wilayahnya maupun wilayah Perhutani lain.