JABAR EKSPRES — Saat ini masyarakat sedang ramai membicarakan mengenai salah satu penyakit pada hewan, yaitu rabies. Tentunya, kita harus berhati-hati terhadap penyakit ini, terlebih lagi jika memiliki hewan peliharaan. Dalam artikel ini, kamu bisa menemukan ciri kucing rabies yang harus kamu ketahui.
Saat ini sedang ramai membicarakan mengenai rabies. Terlebih bagi kamu yang memiliki peliharaan, kamu harus lebih berhati-hati dan menjaga peliharaanmu dan lingkungan sekitar. Dalam artikel ini kamu bisa menemukan ciri kucing rabies yang harus kamu tahu apalagi jika kamu memiliki kucing.
Kucing merupakan hewan peliharaan yang populer di seluruh dunia. Mereka adalah makhluk yang cerdas, lucu, dan penuh pesona.
Namun, seperti halnya semua hewan, kucing juga dapat terkena penyakit menular. Salah satu penyakit rabies ini.
Rabies merupakan sebuah penyakit yang mempengaruhi sistem saraf pada mamalia, termasuk manusia dan kucing.
5 Ciri Kucing Rabies
Berikut di bawah ini terdapat beberapa ciri kucing yang terjangkit rabies yang harus kamu ketahui sebagai pemilik kucing.
Perubahan Perilaku
Salah satu tanda awal kucing yang terinfeksi rabies adalah perubahan perilaku yang drastis. Mereka mungkin menjadi sangat gelisah, agresif, atau cemas tanpa alasan yang jelas.
Kucing yang biasanya ramah bisa menjadi sangat agresif dan berbahaya bagi manusia dan hewan lain di sekitarnya.
Gangguan Saraf
Kucing dengan rabies sering mengalami gangguan saraf yang terlihat dari perubahan pada koordinasi dan gerakan mereka.
Mereka mungkin berjalan dengan cara yang tidak stabil, terhuyung-huyung, atau tidak seimbang. Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada sistem saraf pusat akibat virus rabies.
Perubahan Vokal
Kucing yang terinfeksi rabies juga dapat mengalami perubahan dalam pola vokal mereka. Mereka mungkin mengeluarkan suara yang tidak biasa, seperti suara serak atau mendengus yang tidak wajar.
Perubahan ini dapat terjadi tiba-tiba dan menjadi lebih sering seiring berkembangnya penyakit.
Hipersensitivitas terhadap Rangsangan
Kucing dengan rabies seringkali mengalami hipersensitivitas terhadap rangsangan seperti suara, cahaya, atau sentuhan.
Mereka mungkin bereaksi secara berlebihan terhadap rangsangan tersebut, seperti menghindari cahaya terang atau merespons dengan kekerasan terhadap suara keras.
