Ogah Dirombak, Pegiat Literasi Bikin Petisi Jangan Hancurkan Stasiun Cicalengka

JABAR EKSPRES – Stasiun Cicalengka jadi sorotan publik menyusul kabar stasiun bersejarah yang akan dibongkar dalam waktu dekat ini. Informasi yang beredar, Stasiun tersebut akan dirombak dengan desain baru oleh PT KAI.

Menanggapi hal tersebut, Gabungan Penggerak Literasi Kecamatan Cicalengka, menggalang dukungan penolakan rencana perobohan Stasiun Cicalengka.

BACA JUGA: Angka Kasus Gigitan Hewan Rabies di Jabar Naik Turun, Dinkes Siagakan Rabies Center

Penggalangan dukungan petisi penolakan rencana perobohan Stasiun Cicalengka pun terus dibuat di situs Change.org, sejak 17 Juni 2023 lalu.

“Jangan Hancurkan Stasiun Cicalengka yang Bersejarah!,” bunyi petisi tersebut.

Hingga tulisan ini dimuat, 1.543 orang telah menandatangani penolakan perobohan stasiun bersejarah dari total target 1.500.

Seorang Penggerak Literasi Kecamatan Cicalengka Hafidz Azhar menyampaikan, penggalangan dukungan penolakan perobohan Stasiun Cicalengka bermula dari adanya rencana pembangunan stasiun baru yang akan merobohkan bangunan lama.

 

“Bagi kami, stasiun Cicalengka itu memiliki nilai sejarah tinggi. Stasiun Cicalengka didirikan pada 1884, artinya saat ini telah berusia hampir 140 tahun,” ujarnya.

 

Menurutnya, selama Stasiun Cicalengka berdiri sudah banyak peristiwa sejarah yang terjadi dan bangunan tersebut bisa dibilang menjadi saksi bisu.

 

Ratusan tahun berdiri, Stasiun Cicalengka sangat layak dipertahankan dan dijadikan bangunan cagar budaya.

 

Dengan nilai historis yang dimiliki, para pegiat Literasi Cicalengka menolak atas adanya rencana pembangunan stasiun baru dengan cara merobohkan bangunan stasiun lama.

 

“Kami tidak menolak untuk pembangunan stasiun, tapi jangan merobohkan stasiun lama,” pungkasnya.

 

Diresmikan pada 10 September 1884, Stasiun Cicalengka bukan hanya sebuah bangunan tua, namun di tempat tersebut tersimpan berbagai memori kolektif berupa jejak-jejak tokoh bangsa.

Saat Soekarno ditangkap di Yogyakarta pada tahun 1929, ia berhenti di Stasiun Cicalengka untuk selanjutnya dibawa ke Penjara Banceuy.

 

Lalu Stasiun Cicalengka juga pernah disinggahi Douwes Dekker saat dirinya menjadi tokoh Insulinde pada tahun 1918.

Bahkan arsitek terkemuka, Wolff Schoemaker, juga pernah menapaki Stasiun Cicalengka ketika dirinya akan menyampaikan ceramah di Pesantren Fathul Khoer.

 

Jadi jika proyek pembangunan stasiun kereta api berimbas pada penghancuran Stasiun Cicalengka yang bersejarah itu, kami selaku Lingkar Literasi Cicalengka menolak secara keras.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan