JABAR EKPRES – Dugaan pungutan liar (pungli) senilai miliaran rupiah konon tengah merajalela di Rumah Tahanan (Rutan) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Serius deh, mereka berani-beraninya! KPK pun kini sibuk membuka penyelidikan serius terkait dugaan pungli yang bisa mencapai lebih dari Rp4 miliar. Tuh kan, gila banget!
“Nah, saat ini statusnya lagi dalam proses penyelidikan” ungkap Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, dengan santainya di kantornya, Jakarta, Senin (19/6) malam. Paling nggak mereka nggak keliatan tegang, ya!
“Jadi begini, temuan tindak pidana korupsi dalam bentuk pungutan liar yang dilakukan oleh oknum, loh, iya, oknum di Rutan KPK, sekarang lagi ditangani dan lagi dalam proses penyelidikan,” tambahnya sambil ngemeng-ngemeng gitu.
Asep dengan tegas memastikan, KPK itu nggak pandang bulu dalam mengusut kasus ini. Nggak tanggung-tanggung, dugaan pungli yang dikasih para tahanan kasus korupsi kepada oknum pejabat Rutan KPK bisa nyampe Rp4 miliar.
Baca Juga: Gelombang Panas Melanda India! Nyaris 100 Orang Jadi Korban dalam Sekejap!
“KPK itu kan, dari pengetahuan saya semenjak awal gue join di tahun 2006 sampe sekarang, mereka punya moto zero toleransi gitu,” tutur Asep dengan nada sinisnya.
“Artinya, mereka nggak ada yang bisa luput kalo udah nyolong duit. Kita tangkep, proses sesuai perbuatannya,” tambahnya sambil ngedumel. Bagus sih, jangan kasih ampun!
Dugaan pungli di Rutan KPK ini pertama kali dibongkar oleh Dewan Pengawas (Dewas) KPK. Mereka kasih tau pimpinan KPK soal temuan ini, karena mereka cuma bisa tangani kasus etik pegawai KPK aja. Beneran, nggak bisa yang lain!
Katanya, udah ada setoran sekitar Rp4 miliar yang terjadi dari Desember 2021 sampai Maret 2022. Lumayan banget, ya! Nggak tanggung-tanggung!
“Jumlahnya belum pasti sih, mungkin bakal nambah lagi ntar, soalnya kami Dewan Pengawas ini ada batasan, cuma bisa urusin masalah etik aja. Nggak bisa ngambil barang, nggak bisa geledah-geledah, tapi ya udah, yang bisa kita lakuin udah gitu aja,” jelas anggota Dewas KPK, Albertina Ho, dengan nada sinisnya.