JABAR EKSPRES – Depok merupakan sebuah kota yang berada di Jawa Barat. Lokasinya berada di selatan Ibu Kota Indonesia, Jakarta. Hal ini membuat Kota Depok cukup ramai ditempati oleh manusia.
Depok pun terkenal juga dengan kejadian ‘Why’, aneh, dan di luar nalar. Kasus-kasus aneh seperti babi ngepet, asal mula Covid-19, pocong palsu, pria mengaku nabi, wali kota pasang lagu buatan sendiri di lampu merah, hujan Cuma satu rumah, dan kejadian aneh lainnya ada di Depok.
Walaupun begitu, ternyata kota yang mendapat julukan ‘Kota Petir’ ini memiliki sejarah yang panjang dari zaman dahulunya.
BACA JUGA: Gunung Padang Bukan Piramida, tapi….
Sejarah Kota Depok
Dahulu, Depok merupakan sebuah dusun kecil nan terpencil. Tidak banyak penduduk yang mendiami tempat ini.
Kota ini dulunya merupakan sebuah kecamatan yang berada di kawasan Parung, Kabupaten Bogor. Wilayah tersebut akhirnya terkenal menjadi kawasan pemukiman pada tahun 1976 karena memiliki akses yang cukup dekat ke wilayah Jakarta.
Pada masa orde baru, Amir Machmud yang menjadi Menteri Dalam Negeri kala itu mengkaji perubahan status Depok. Dari awalnya kecamatan menjadi kota administratif.
Ide tersebut didasari dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi di sana serta adanya kampus Universitas Indonesia.
Barulah pada 27 April 1999, Depok resmi menjadi kota dan seluruh wilayah desanya berubah menjadi kelurahan.
Saat ini, Depok masuk ke dalam wilayah provinsi Jawa Barat dan dikenal sebagai kota penyangga dan tempat tinggal para pekerja ibu kota.
BACA JUGA: Kampung Unik di Garut: Hanya 12 Rumah dan Semuanya Warga Keturunan Belanda
Asal Usul Nama Depok
Tercatat dalam sejarah, ada 3 versi dari nama kota ini. Tercatat ada dari bahasa Belanda, bahasa Sunda, dan juga bahasa pribumi setempat.
- Merupakan akronim yang berasal dari bahasa Belanda, yakni ‘De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen’ yang memiliki arti organisasi Kristen yang pertama saat masa pejabat VOC, Cornelius Chastelein.
- Berasal dari kata ’Padepokan’ yang merupakan bahasa Sunda. Arti padepokan adalah pertapaan.
- Merujuk dari istilah pribumi setempat, yakni ‘deprok’. Deprok berarti duduk santai ala Melayu.