Untuk mengakselerasi peningkatan rasio kewirausahaan ini, Ia menyatakan bahwa pemerintah telah menerbitkan Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional. Dengan Perpres 2/2022 pemerintah berusaha memperbesar dukungan bagi para wirausaha muda.
Bentuk dukungan ini meliputi akses pasar dengan program pengadaan barang/jasa pemerintah dan BUMN, memfasilitasi lokasi usaha di area komersial pada infrastruktur publik, kemudahan akses pembiayaan, pendaftaran dan perizinan usaha secara online melalui OSS (online single submission). Selanjutnya pemerintah juga menyediakan program pendampingan dan pengembangan usaha melalui inkubasi bisnis, di mana salah satunya dengan melibatkan perguruan tinggi.
Selain itu disiapkan juga program insentif untuk mempercepat pengembangan kewirausahaan nasional, antara lain berupa keringanan dalam hal perpajakan dan subsidi bunga pinjaman pada kredit program pemerintah.
“Kita punya program Enterpreneur Hub dimana nanti kita akan koneksikan dengan market dan pembiayaan bagi mahasiswa yang ingin berusaha. Jadi sekarang ini untuk menjadi pengusaha ini kita permudah agar mereka tidak lagi menjadi pekerja informal lagi,” kata Menteri Teten.
Saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan di Indonesia khususnya perguruan tinggi untuk menciptakan lulusan-lulusan yang tak lagi hanya siap untuk menjadi pegawai pemerintah dan swasta, tetapi juga siap untuk menjadi wirausahawan.
Diperkenalkan sebagai seseorang yang tidak pernah melamar kerja tapi berhasil menciptakan lapangan pekerjaan oleh moderator sekaligus Sekretaris Senat Akademik ITB, Prof. Wawan Dhewanto, PhD, Teten membawakan kuliah dengan judul “Kebijakan Pemerintah bagi Pengembangan Kewirausahaan Millenials”. Dalam perkuliahan, Teten membagikan pengalamannya melakukan survey bertahun-tahun lalu, yang menunjukkan hasil bahwa 72 persen pemuda di Indonesia ingin menjadi pengusaha.
Menteri Teten menegaskan bahwa kemauan itu ada sejak lama, namun tindakan nyata untuk mewujudkannyalah yang harus lebih banyak dilakukan sekarang, dan saat ini, kampus memiliki peran untuk mewujudkan kebutuhan Indonesia dalam menciptakan 4 juta kebutuhan wirausaha di Indonesia untuk dapat menjadi negara maju.
Fakta yang terjadi di lapangan, saat ini 99.9 persen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia kebanyakan berbisnis karena nasib atau tidak adanya pilihan lain pun sangat disayangkan bahwa mayoritas masih terjebak di tahapan menjual produk-produk mainstream hasil produksi negara lain.