PERSATUAN Islam (Persis), organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam yang lahir di Bandung ini, menyikapi agenda politik dengan tidak mengambil sikap terlalu depan.
Di tengah sikap beberapa golongan yang mencari tempat paling startegis, justru Persis ingin lebih menjaga jarak dengan partai politik ditengah panasnya arus politik hari ini.
Pasalnya, pentas politik kali ini, yaki Pemilu 2024 nanti, menjadi hajat besar bagi semua golongan, Termasuk diantaranya ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah,
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persis, Jeje Zaenudin menyebutkan, pihaknya mengambil sikap untuk menjaga jarak dengan semua partai politik.
“Langkah ini diambil untuk memprioritaskan keutuhan umat dari terjadinya keretakan yang mungkin terjadi akibat perbedaan aspirasi politik,” ujar Jeje saat dihubungi Jabarekspres.id, Jumat (9/6).
Jeje menambahkan, Persis berikhtiar untuk terwujudnya pesta politik yang adil, jujur, aman, dan damai. Termasuk mengutamakan kepentingan umat dan bangsa daripada kepentingan kelompok.
Kendati PP Persis menyampaikan kebijakannya untuk lebih menjaga jarak, hal ini tidak menutup akselerasi kader Persis yang mencoba ingin berkarir dalam dunia politik
Untuk menyikapi dinamika politik internal dan eksternal Persis yang mungkin terjadi, maka PP Persis membentuk tim adhoc di bidang siyasah.
Tim itu membantu Bidang Garapan (Bidgar) Siyasah dalam menghadapi, serta menyukseskan Pemilu 2024 mendatang.
Selain untuk menyikapi dinamika politik, kata Jeje, hadirnya bidang tersebut diharapkan mampu menyerap aspirasi politik umat. Kemudian dapat memberi rekomendasi dan rumusan kebijakan politik.
“Persis sebagai ormas yang memiliki basis massa hampir di semua provinsi di Indonesia, tentu saja akan menganjurkan seluruh warganya untuk berpartisipasi aktif dalam menyukseskan hajatan politik nasional,” katanya.
Menyadari adanya keragaman aspirasi di kalangan jama’ah, lanjutnya, Persis mewadahi dan mengakomodir seluruh aspirasi dari warga masyarakat. Sejauh hal tersebut masih sejalan dengan prinsip-prinsip dasar dan pedoman jam’iyyah.
“Persis berusaha untuk memfasilitasi dan mendorong kader-kader potensial untuk terlibat dan sukses dalam perjuangan politik sebagai lahan dakwah. Baik itu di legislatif maupun eksekutif,” lanjut Jeje.
Gerakan menjaga jarak dengan partai politik, menurutnya, tidak membuat Jeje sebagai Ketua Umum membatasi komunikasi dengan para tokoh politik.