JABAR EKSPRES – Serial manga terkenal One Piece akan mengalami hiatus selama sekitar satu bulan setelah merilis chapter 1086. Penulisnya, Eiichiro Oda, harus menjalani operasi karena di diagnosis menderita penyakit astigmatisme.
Namun, apa sebenarnya penyakit astigmatisme yang di alami oleh penulis One Piece tersebut?
Astigmatisme adalah suatu penyakit yang menyerang mata. Penyakit ini menyebabkan penderitanya mengalami masalah penglihatan kabur meskipun jarak pandangnya cukup dekat.
Menurut laman Cleveland Clinic, astigmatisme terjadi ketika beberapa bagian mata, seperti kornea atau lensa, melengkung lebih dari yang seharusnya.
Hal ini menyebabkan penglihatan menjadi kabur dari berbagai jarak pandang.
Astigmatisme di sebabkan oleh kesalahan refraksi, yaitu kondisi mata yang umumnya menyebabkan penglihatan kabur.
Orang yang mengalami astigmatisme memiliki bentuk mata yang mirip dengan bola atau bagian belakang sendok.
Baca juga : Rambut Berminyak? Tips Cara untuk Merawat Rambut Berminyak
Kondisi ini membuat cahaya yang masuk ke mata terpantul secara tidak merata dan memengaruhi penglihatan di semua jarak pandang.
Penyakit astigmatisme, seperti yang di alami oleh penulis One Piece, bisa menjadi kondisi bawaan sejak lahir.
Selain itu, astigmatisme juga dapat berkembang setelah cedera mata, menderita penyakit tertentu, atau menjalani prosedur pembedahan.
Namun, astigmatisme tidak di sebabkan atau di perparah oleh membaca dalam cahaya redup, duduk terlalu dekat dengan televisi, atau menyipitkan mata.
Beberapa gejala yang dapat muncul pada penderita astigmatisme antara lain penglihatan kabur atau terdistorsi, mata lelah atau tidak nyaman, sakit kepala, kesulitan melihat di malam hari, dan seringnya menyipitkan mata.
Astigmatisme dapat di alami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Menurut Healthline, risiko seseorang mengalami astigmatisme juga lebih tinggi jika memiliki riwayat keluarga astigmatisme atau gangguan mata lainnya, seperti keratoconus (degenerasi kornea), jaringan parut atau penipisan kornea, rabun jauh, atau riwayat operasi mata tertentu, seperti operasi katarak.
Dalam kasus astigmatisme ringan, mungkin tidak di perlukan pengobatan. Namun, dalam kasus yang parah, dokter akan melakukan beberapa metode berikut untuk mengobati astigmatisme: