“Kalau sudah tangguh sudah seperti itu tidak akan cengeng. Disaat santri sedang mukim, ada permasalahan dengan masyarakat, uh cengeng, akhirnya gak mau bekerja, akhirnya gak mau ngajar. Nah di sini melatih mental,” tutupnya.
Adapun terkait korelasinya dengan program insentif guru ngaji, Uu menjawab jika saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah memberikan bantuan BPJS kepada para ustad dan ustadzah berjumlah 150 ribu orang.
“Jadi para ustadz sudah diasuransikan, dan tahun ini pun akan terus bertambah oleh Pemerintah provinsi Jabar. Ini salah satu bentuk perhatian. Termasuk acara ini, kan ini di backup oleh Pemprov Jabar untuk akselerasi Jabar Juara Lahir dan Batin,” pungkasnya.
Dirinya pun berharap jika semua peserta yang ikut dalam kegiatan MQK ini bisa menjadi orang hebat dan menjadi ulama hebat.
“Mudah-mudahan mereka yang sekarang hadir bisa menjadi orang hebat bisa menjadi ulama menjadi penerus perjuangan,” pungkasnya
Sementara itu Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan jika dirinya sangat mengapresiasi atas kegiatan MQK ini terlebih Kabupaten Bandung sendiri menjadi tuan rumah.
“Saya kira sangat apresiasi bahagia, karena memang musabaqah kitab kuning itu sudah jarang dilakukan tapi dengan adanya MQK ini akan menambah kembali semangat dan gairah para santri untuk bisa mendalami kitab kuning yang disetiap pesantren dilaksanakan,” ujar Dadang.
Dadang menjelaskan dengan kita mempelajari kitab kuning ini akan lebih paham tentang substansi tentang bagaimana pola ibadah dan kehidupan.
“Semuanya ada di MQK ini dan mudah-mudahan ini akan mencetak pendakwah yang profesional yang tentunya akan lebih paham tentang substansi kandungan daripada penafsiran dan penjabaran termasuk implementasinya,” ungkapnya
Adapun terkait adanya korelasi dengan program intensif guru ngaji Dadang menjelaskan jika nantinya akan ada korelasi tersebut karena seorang pendakwah otomatis akan menjadi guru ngaji.
Karena menurutnya di masyarakat sendiri seseorang yang mendidik terlebih mendidik keagamaan itu adalah seorang guru ngaji atau ustadz dan ustadzah.
“Maka korelasinya adalah kita memberikan perhatian karena saat ini dan sebelumnya guru ngaji ini tidak diperhatikan oleh pemerintah secara utuh, sehingga disini memberikan semangat bahwa jadi ustadz pun di Kabupaten Bandung diperhatikan kesejahteraannya,” tutupnya. (mg4)