Mengapa Banyak Perguruan Tinggi yang Tutup di Indonesia?

JABAR EKSPRES — Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), sebanyak 23 perguruan tinggi yang izinnya dicabut.

Namun, tidak perlu khawatir karena para mahasiswa yang berada di perguruan tinggi tersebut akan difasilitasi untuk pindah.

Prof. Nizam, Plt. Dirjen Diktiristek Kemendikbud Ristek mengatakan bagi mahasiswa yang sudah terlanjur masuk, akan mendapatkan fasilitas untuk pindah.

Menurutnya, selama ada bukti pencapaian belajarnya, mereka mendapat fasilitas untuk transger ke perguruan tinggi yang baru.

Ia mengatakan akan menyalulrkan ke perguruan tinggi baru melalui LLDikti terdekat kampus atau mahasiswa tersebut.

Hal tersebut menurutnya ia lakukan agar bisa melindungi mahasiswa dan masyarakat.

“Kita usahakan, jangan sampai masyarakat dan mahasiswa ada yang menjadi korban dari kampus yang ditutup itu,” tambahnya lagi.

Mengapa Perguruan Tinggi Berhenti Operasionalnya?

Prof. Nizam mengatakan bahwa kampus yang izinnya berhenti itu karena melakukan beberapa pelanggaran berat.

Pelanggaran tersebut meliputi jual beli ijazah, pembelajaran fiktif, penyalahgunaan KIP Kuliah, dan juga manipulasi data mahasiswa.

Sebelumnya, ada 52 aduan masyarakat tentang kampus yang bermasalah, kemudian mereka menemukan 23 kampus tersebut.

Namun, kalau kampus tersebut kesalahannya masih bisa mereka perbaiki, Kemendikbud Ristek akan terlebih dahulu memberikan pembinaan.

Akan tetapi, jika memang sudah tidak bisa mereka perbaiki lagi terpaksa Kemendikbud Ristek harus menutup kampus tersebut.

Apa Alasan Kemendikbud Tidak Ungkap Nama 23 Kampus Tersebut?

Dr. Lukman, sebagai Direktur Kelembagaan Diktiristek Kemendikbud Ristek mengatakan bahwa ia tidak bisa menyebutkan 23 nama kampus tersebut.

Hal tersebut ia laukan untuk menjaga nama mahasiswa dan alumni dari kampus tersebut. Sebab, menurutnya ada banyak orang sukses bahkan pejabat yang lulus dari kampus tersebut.

“Banyak juga. Ada orang-orang sukses, pejabat yang juga jadi alumni dari kampus tersebut,” katanya.

“Takutnya jadi bahan olok-olokan (hinaan) dari orang lain, nanti mereka jadi malu,” tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan