JABAR EKSPRES – Kabarnya, Vietnam yang dikenal sebagai eksportir beras terbesar ketiga di dunia akan melakukan pemangkasan dalam ekspor beras hingga 44 persen.
Per tahun 2030 nanti, Vietnam hanya akan melakukan ekspor beras sebesar 4 juta ton saja. Hal ini akan sangat jauh turunnya jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 7,1 juta ton.
Langkah Vietnam dalam memangkas ekspor beras ini memiliki beberapa tujuan, yakni:
- Meningkatkan ekspor beras yang berkualitas tinggi.
- Memastikan ketahanan pangan dalam negeri.
- Melindungi lingkungan.
- Melakukan adaptasi dengan perubahan iklim.
BACA JUGA: Susi Pudjiastuti: Ekspor Pasir Laut Semoga Dibatalkan
Menurut prediksi beberapa ekonom, pendapatan beras Vietnam akan menurun per tahun 2023 sebesar $2,62 miliar per tahun. Padahal di tahun 2022, pendapatan Vietnam dari ekspor beras ini mencapai $3,45 miliar.
Melihat Vietnam yang melakukan pemangkasan ekspor beras, bagaimana dengan nasib Indonesia? Secara, Indonesia merupakan negara langganan importir beras dari Vietnam.
Berdasarkan keterangan dari Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian mengatakan bahwa tidak ada permasalahan dengan langkah yang diambil oleh Vietnam. Sebab, sejauh ini stok beras di Indonesia masih dalam kategori aman.
BACA JUGA: Sri Mulyani: Kenaikan Gaji PNS 2024 akan Diumumkan oleh Presiden Indonesia
Dia pun mengatakan bahwa berdasarkan data dari BPS, data standing crop dari satelit, dan laporan manual daerah, semuanya menunjukkan tren yang begitu positif.
“Beras kita cukup banyak. Coba lihat data BPS. Kita for stock-nya juga cukup dan kemarin juga sudah ada yang masuk,” ucap Syahrul Yasin Limpo.
Senada dengan Menteri Pertanian, Perum Bulog mengatakan bahwa langkah yang dilakukan oleh Vietnam yang membatasi ekspor beras tidak akan berpengaruh signifikan ke Indonesia.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal mengatakan bahwa impor beras di Indonesia hanya dilakukan untuk menjadi pilihan alternatif dalam memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Sumber utama beras tetaplah berasal dari dalam negeri. Jikalau harus mengimpor beras, masih ada negara seperti Thailand, India, dan Pakistan. (*)
BACA JUGA: 3 Permasalahan Sistem Rekrutmen Guru PPPK menurut Nadiem Makarim