Negoisasi KKB Papua Dinilai Tak Masuk Akal

NEGOISASI dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, dianggap tidak masuk akal.

Terlebih, KKB Papua telah menebar ancaman bakal menembak mati pilot Susi Air, Kapten Phillip Mehrtens apabila tak ada negosiasi soal Papua Merdeka.

Mantan Kabais TNI Soleman Ponto, menganggap, negosiasi yang diajukan oleh  Papua pimpinan Egianus Kogoya tidak masuk akal.

Lantaran menurutnya, Indonesia sudah sangat jelas tidak boleh melancarkan negosiasi demi tetap menjaga keutuhan dan kesatuan NKRI.

“Kalau Dia (KKB Papua) minta uang kita kasih. Ini kalau Dia minta (Papua) merdeka, mana mungkin merdeka hanya untuk ditukar dengan satu orang,” ujar Soleman, dikutip Selasa (30/5).

Terlebih, katanya, sebuah kemerdekaan tidak bisa ditukar hanya dengan satu nyawa saja karena tak begitu aturannya.

Lebih lanjut, Soleman Ponto juga sangat geram dengan sikap KKB Papua yang telah menewaskan sejumlah prajurit TNI selama operasi penyelamatan pilot Susi Air.

Bagi Soleman Ponto, seharusnya tidak seperti itu cara main KKB Papua, tapi bisa dengan cara membahasnya langsung dengan pihak pemerintah Indonesia.

Contoh sebelumnya yakni seperti yang saat pembebasan sandera kelompok Abu Sayyaf.

“Padahal kalau bicara pembebasan sandera, negosiasi, ya duduk baik-baik jangan tembak-tembakan,” tuturnya menambahkan.

Maka dari itu Soleman Ponton memberikan saran kepada KKB Papua untuk mengganti permintaannya ke arah yang lebih masuk diakal.

“Kalau mau yang lain-lain itu masih bisa. Minta uang, mungkin pemerintah masih bisa mempertimbangkannya. Tapi kalau minta kemerdekaan, duduk dialog untuk bicara kemerdekaan, wah tidak akan mungkin itu.” tutupnya.

Sebelumnya ancaman penembakan pilot Susi Air telah di benarkan oleh Jaffey Bomanak selaku ketua OPM Papua.

Menurut Jeffrey ancaman yang dikeluarkan oleh Panglima Jenderal Egianus Kayoga benar adanya.

Di mana Egianus menegaskan akan melakukan eksekusi kapten pilot Susi Air jika pemerintah Indonesia tidak memenehu tuntutan mereka dalam wantu dua bulan.

“Jika pemerintah Indonesia tidak mau melakukan negosiasi maka kami hanya beri wakti dua bulan atau kapten pilot akan kami eksekusi,” ungkap Egianus.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan