DI tengah perkembangan zaman, permainan tradisional seolah mulai kehilangan tempat di hati anak-anak hari ini. Terlebih, permainan kini bisa serba digital. Cukup bermodalkan gawai dan bisa memainkannya seharian. Namun, semangat untuk mempertahankan permainan tradisional masih dinyalakan. Seperti halnya yang dilakukan Komunitas Hong.
Kata Hong sendiri diambil dari bahasa kuno yang berarti bertemu atau menemukan. Komunitas tersebut membawa asa untuk melestarikan kembali permainan-permainan tradisional.
Koordinator lapangan Komunitas Hong, Cecep Imansyah (35), menyebutkan bahwa nama Hong dipilih oleh Zaini Alif selaku pendiri, karena upayanya untuk menemukan kembali permainan tradisional Indonesia.
“Komunitas Hong sampai hari ini sudah mengumpulkan banyak data permainan tradisional, dan permainan yang ada disini sekarang sudah diikuti oleh pendiri Hong-nya,” ujar Cecep saat dijumpai Jabarekpres di lokasi berkegiatan, Jl. Bukit Pakar Utara No.26, Ciburial, Kec. Cimenyan, Kabupaten BandungKabupaten Bandung, Senin (30/5).
Zaini, katanya, merupakan sosok yang sangat berperan hingga saat ini. Pasalnya sejak Zaini mengenyam pendidikan sarjana pada tahun 1998, dia sudah tertarik untuk meneliti permainan tradisional.
Tidak berhenti di sana, konsistensinya itu terus terawat hingga Zaini melanjutkan studi Magister dan Doktoral, di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dedikasi tinggi Zaini terhadap permainan tradisional, pada akhirnya melahirkan Komunitas Hong sebagai hasil dari penelitiannya. Pada tahun 2003 Komunitas Hong berdiri, dan baru di tahun 2005 komunitas ini banyak dikenal banyak orang.
Hari ini, komunitas tersebut banyak dikenal melalui program penelitian data mengenai permainan tradisional dan kunjungan dari sekolah-sekolah. Bahkan ketika dijumpai Jabarekspres.id, di lokasi tempat komunitas berkegiatan tersebut, mereka tengah menerima pengunjung dari Lampung.
Tak jarang pula, kunjungan-kunjungan itu dari beberapa sekolah yang ada di daerah lain seperti Bali.
Suguhan nuansa tradisional ala Sunda mewarnai tempat berkegiatan komunitas tersebut. Seperti adanya saung di tengah kebun, dan terdapat museum permainan tradisional.
Banyak prestasi yang ditorehkan oleh Komunitas Hong. Salah satunya, penganugerahan komunitas terbaik, komunitas itu sampai diundang sebagai perwakilan Indonesia untuk mengenalkan budaya melalui permainan.